Article Image

ARTIKEL PODCAST

Danantara Bakal Masuk Sirkel Temasek atau 1MDB?

"Danantara akan kelola aset negara hingga Rp15 ribu triliun, diharapkan bisa ikuti jejak Temasek bukan senasib dengan 1MBD"

KBR, Jakarta – Susunan kepengurusan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diumumkan pada Senin, (24/3), atau selang sebulan dari peresmian Danantara. Mereka yang duduk di jajaran eksekutif superholding BUMN ini tentu menjadi sorotan. Pasalnya, Danantara bakal mengelola aset hingga Rp15 ribu triliun. 

Sejak masih jadi wacana, Danantara memang memancing pro-kontra. Banyak yang khawatir nasibnya akan berakhir seperti Jiwasraya dan Asabri. Terlebih, berkaca dari pengalaman negara tetangga, Malaysia, yang juga memiliki lembaga seperti Danantara, yakni 1MDB, tapi malah menjadi sumber bancakan korupsi. 

Di sisi lain, kalangan yang optimistis, menggadang-gadang Danantara bakal seperti Temasek di Singapura, yang dinilai sukses. 

Pengamat Perbankan Trioksa Siahaan menekankan, Danantara harus punya strategi pengelolaan aset yang optimal.

“Memang sovereign wealth fund (SWF) tujuannya untuk mengoptimalkan aset negara melalui investasi komersil,” ujar SVP Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) itu.

Menurutnya, Danantara bisa berinvestasi di proyek-proyek padat karya, misalnya di sektor ketahanan pangan, infrastruktur, dan manufaktur.

“Kita harus meningkatkan kembali indeks manufaktur, karena itu sangat-sangat berguna untuk mengurangi pengangguran, merekrut tenaga kerja baru, sangat penting bagaimana kita menggerakkan industri,” kata Oksa.

Baca Juga:

Pengamat Perbankan dan SVP Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menekankan soal tata kelola, transparansi, hingga profesionalisme agar Danantara bisa mendapat kepercayaan publik. (Foto: Dok pribadi)

Di sisi lain, Danantara harus punya strategi antisipasi agar tidak rugi, salah satunya dengan diversifikasi portofolio.

“Jangan sampai terlalu besar investasi di satu portofolio tertentu. Bagaimana memberikan imbal hasil yang besar, tapi juga bermanfaat kepada ekonomi dan kepada masyarakat,” katanya.

Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan aset adalah keharusan di Danantara. Audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus dijalankan sesuai janji Presiden Prabowo Subianto. Laporan keuangan tahunan Danantara juga mesti diperiksa akuntan publik.  

Oksa menekankan pentingnya menjaga tata kelola Danantara supaya bisa berkelanjutan layaknya Temasek. Ia menyinggung praktik buruk pengelolaan di kasus PT Sritex dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

“Pengelola dari Danantara ini haruslah yang profesional, independen, terlepas dari intrik politik. Danantara harus bisa memberikan nilai tambah kepada APBN sehingga masyarakat percaya bahwa kebijakan ini dapat dipertanggungjawabkan,” tegas Oksa.

Dengarkan Uang Bicara episode Danantara Bakal Masuk Sirkel Temasek atau 1MDB? bersama Pengamat Perbankan dan SVP Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan di KBR Prime, Spotify, Noice, dan platform mendengarkan podcast lainnya.