Article Image

UANG BICARA

Riset: Beda Gaya Milenial dan Gen Z Ngabisin Duit

"Populix memaparkan hasil Digital Economic and Financial Outlook 2024. Studi ini yang menunjukkan perbedaan gaya milenial dan gen z dalam menghabiskan uang."

KBR, Jakarta - Generasi milenial dan gen z sama-sama dikenal tech savvy, tapi beda gaya kalau urusan konsumsi alias ngabisin duit. Ini tergambar dari hasil riset "Digital Economic and Financial Outlook 2024" yang dilakukan lembaga survei, Populix.

Menurut Assistant Head of Quantitive Research Populix, Susan Adi Putra, konsumen milenial lebih berhati-hati soal pengeluaran (spending), sedangkan gen z cenderung lebih impulsif.

“Milenial saat ini posisinya memang sudah berkeluarga ya rata-rata, sehingga mereka cenderung memiliki perencanaan. Sedangkan untuk gen z, mayoritas belum berkeluarga, jadi mereka memang lebih ekspresif,” ujar laki-laki yang akrab disapa Adi itu.

Namun, soal tempat belanja favorit, baik milenial maupun gen z, menyukai e-commerce. Dari 1.000 responden yang diteliti, sebanyak 54 persen memilih belanja via daring.

Pandemi Covid-19 berkontribusi dalam peralihan preferensi dari belanja offline ke online. Mereka mendapat kenyamanan berbelanja tanpa dibatasi waktu dan tempat. Selain itu, konsumen bebas membandingkan harga, tawaran promosi, hingga bundling price.

Temuan menarik lainnya adalah responden perempuan cenderung berbelanja di Tiktok Shop, Zalora, dan Tokopedia.

“Sedangkan male generation, lebih ke yang seperti Facebook,” jelas Adi.

Populix juga mendapati milenial lebih memilih berbelanja di e-commerce, sedangkan gen Z banyak membeli produk di platform social commerce.

Assistant Head of Quantitive Research Populix, Susan Adi Putra memaparkan milenial dan gen Z di kota urban bisa 2-3 kali berbelanja dalam sebulan. (Foto: Dok pribadi)

Soal literasi keuangan, milenial dan gen z lebih melek ketimbang generasi senior. Sebanyak 60% responden dari dua kelompok sudah membuat anggaran keuangan sendiri. Kemudian 54% di antaranya rajin mencatat pengeluaran. Sebagian dari mereka bahkan terampil menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan.

Sedangkan dalam berinvestasi, milenial dan gen z menunjukkan perilaku yang bertolak belakang. Milenial lebih memilih instrumen investasi yang berisiko rendah, asalkan stabil. Gen z yang cenderung suka tantangan memilih instrumen tinggi risiko.

“Kalau gen z, mereka lebih ke cryptocurrency ataupun pasar saham. Mereka lebih suka tantangan untuk bisa meningkatkan adrenalin,” tutur Adi.

Berdasarkan temuan ini, ke depan, ekosistem e-commerce bisa diarahkan untuk diperluas dan diintegrasikan dengan media sosial. Selain itu, platform e-commerce juga perlu memperbanyak opsi pembayaran. Tujuannya agar konsumen, baik milenial maupun gen z, mendapatkan pengalaman belanja terbaik.

“Preferensi konsumen ini kan perubahannya sangat lumayan cepat ya. Jadi yang enggak kalah penting adalah bagaimana cara kita memenangkan pasar di era yang terus berubah,” pesan Adi.

Dengarkan Uang Bicara episode Riset: Beda Gaya Milenial dan Gen Z Ngabisin Duit bersama Assistant Head of Quantitive Research Populix, Susan Adi Putra di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.