ARTIKEL PODCAST
"Makin Tua, Teman Makin Sedikit"
KBR, Jakarta- Menjalin pertemanan hingga persahabatan, mungkin hal yang lumrah dilakukan setiap orang. Apalagi, manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
Saat seseorang memiliki teman, dia jadi memiliki tempat berbagai cerita, suka maupun duka. Melansir laman HelloSehat dari Kemenkes, membangun relasi yang sehat memiliki banyak manfaat pada kehidupan kita.
Peneliti dari Fakultas Psikologi University of Virginia di Amerika Serikat, Rachel K. Narr, Ph.D dan beberapa rekannya melakukan pengamatan jangka panjang soal persahabatan yang akrab di kalangan para remaja. Hasilnya menunjukkan persahabatan yang akrab atau ikrib ya, membuat orang cenderung lebih jarang terserang stress.
Remaja-remaja ini terbilang lebih bahagia, merasa dihargai, serta dapat meningkatkan kemampuan di bidang akademisnya.
Sementara itu, seorang creator Mental Health Doodle, Irwan yang lebih terkenal sebagai Wantja, mengatakan seiring waktu berjalan biasanya kualitas pertamanan lebih diutamakan, ketimbang kuantitasnya.
"Aku bisa melihat bahwa setiap orang itu punya kapasitas berteman atau mengelola pertemanan yang berbeda-beda, Sebenarnya kuantitas itu bisa diibaratkan juga adalah faktor yang penting, tapi kuantitas tanpa kualitas ujung-ujungnya hanyalah mengorbankan sumber daya yang ada," ungkapnya dalam Podcast Disko "Diskusi Psikologi".
Wantja tidak memungkiri kalau setiap orang punya kapasitas pertemanan yang berbeda-beda.
"Mungkin ada orang yang bisa mengelola pertemanan, satu circle besar, satu circle kecil. Ada yang bisa dengan banyaknya circle orang bisa beradaptasi. Tapi ada juga orang yang, ah aku maunya main sama teman-teman kecil aja deh. Jadi gak mau ikutan komunitas atau organisasi yang besar. Dan itu gak papa, itu jadi pilihan masing-masing," katanya.
Baca juga:
- Minta Maaf Lahir Batin ke Diri Sendiri juga Penting!
- Gampang Stress, Bagaimana atasinya?
Meski begitu, Wantja menekankan nggak masalah kalau seseorang punya lingkar pertemanan yang kecil dan itu-itu aja. Dengan siapa siapa berteman dan seberapa banyak temannya, adalah pilihan prbadi masing-masing.
"Kita sudah masuk ke masa dewasa, bekerja atau lanjut kuliah, dan bisa dibilang kita menjalani fase yang berbeda-beda dengan setiap orangnya. Tapi kalau kita udah kerja dan lain-lain, kita udah punya prioritas dan kesibukan masing-masing, yang tidak terhindarkan," pungkasnya.
Tapi gimana kita mampu mengelola pertemanan yang sedikit tapi sehat, atau banyak tapi sehat juga? Kita simak yuk podcast Disko (Diskusi Psikologi) di link berikut: