Dompet Dhuafa hadir di tengah aksi massa di Polda Metro Jaya, menurunkan ambulans, tenaga medis, dan relawan untuk layanan darurat serta distribusi logistik.
Penulis: Daryl Arshaq Isbani
Editor: Don Brady

KBR, Jakarta - Suasana di kawasan Polda Metro Jaya, Jakarta, pada Jumat (29/8) sore dipenuhi ribuan massa yang turun ke jalan menyuarakan aspirasinya. Di tengah ketegangan antara aparat dan peserta aksi, hadir Dompet Dhuafa yang bergerak cepat memberikan respons kemanusiaan berupa layanan medis, pertolongan darurat, hingga distribusi logistik.
Melalui unit Disaster Management Center (DMC), Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), serta Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), Dompet Dhuafa mengerahkan dua armada ambulans dan 15 personel lapangan yang terdiri dari tenaga medis, relawan kemanusiaan, serta tim logistik. Kehadiran mereka menjadi oase di tengah suasana panas yang diwarnai gas air mata, bentrokan, hingga kepulan asap dari objek terbakar.
Respons Cepat di Titik-Titik Rawan
“Tim kami bersiaga penuh dengan dukungan dua ambulance, tenaga medis, serta relawan kemanusiaan. Fokus kami adalah memberikan pertolongan pertama dan upaya evakuasi kepada orang-orang yang terdampak paparan gas air mata maupun luka saat aksi massa, baik dari masyarakat sipil maupun aparat keamanan,” ungkap Eka Suwandi, Koordinator Lapangan Respons Kemanusiaan DMC Dompet Dhuafa.
Mayoritas kasus medis yang ditangani tim adalah sesak napas akibat gas air mata, iritasi mata, serta luka ringan. Dalam beberapa situasi, tim juga melakukan evakuasi darurat ke titik yang lebih aman. Selain itu, Dompet Dhuafa menyalurkan makanan, air minum, dan kebutuhan logistik lainnya bagi massa aksi yang masih bertahan di sekitar lokasi hingga malam hari.
Pantauan langsung di lapangan menunjukkan bagaimana kondisi sempat tidak terkendali. Kepulan asap dari ban terbakar menyesaki udara, sementara suara teriakan dan yel-yel perjuangan massa terus bergema. Beberapa kali, gelombang massa terdorong mundur oleh aparat, menciptakan kondisi yang penuh risiko bagi siapa pun yang berada di lokasi.
Dalam situasi seperti ini, tim Dompet Dhuafa harus sigap berpindah dari satu titik ke titik lain agar tetap bisa menjangkau masyarakat yang membutuhkan layanan medis. Meski dihadapkan pada potensi bahaya, tim tetap menjalankan misi kemanusiaan dengan penuh dedikasi.
Kehadiran untuk Semua, Tanpa Pandang Bulu
Dompet Dhuafa menegaskan bahwa misi kemanusiaannya adalah untuk semua pihak. Baik masyarakat sipil, aparat keamanan, maupun siapa pun yang membutuhkan, berhak mendapatkan layanan darurat dan bantuan logistik.
“Semua yang terdampak kami tangani tanpa membedakan latar belakangnya. Prinsip kemanusiaan adalah yang utama. Kami berharap, keberadaan Dompet Dhuafa bisa membantu meredakan situasi dengan menghadirkan layanan yang berpihak pada keselamatan,” tambah Eka.
Aksi massa ini diikuti oleh lapisan masyarakat yang beragam—mulai dari warga sekitar hingga peserta yang datang dari berbagai wilayah Jabodetabek. Meski penuh dinamika, aksi juga menjadi bukti nyata solidaritas masyarakat yang terus menyuarakan aspirasinya.
Dompet Dhuafa menutup keterlibatannya dengan sebuah doa dan harapan.
“Semoga Indonesia senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan mampu kembali pulih menjadi bangsa yang lebih adil, damai, dan sejahtera,” pungkas Eka.
Baca juga: Dampak Pidato Presiden yang Sebut Makar dan Terorisme dalam Aksi Demonstrasi