Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menyebut kota umumnya hanya aman bagi laki-laki dewasa. Benarkah
Penulis: Tim KBR
Editor: Agus Luqman

KBR, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menyebut kota umumnya hanya aman bagi laki-laki dewasa.
Ini menanggapi data ketimpangan gender di Jakarta, dimana berdasarkan data BPS 2023 sebesar 0,256.
"Kota itu pada umumnya hanya aman buat lelaki dewasa, secara teori. Tidak aman buat perempuan, belum aman buat anak-anak, belum nyaman buat lansia, tidak aman buat disabilitas. Kuncinya, Jakarta di masa depan harus berkeadilan," kata Ridwan Kamil dalam Debat Pertama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Pemilihan Tahun 2024 di Jakarta, Minggu (6/10/2024).
Benarkah bahwa kota umumnya umumnya hanya aman buat lelaki dewasa, seperti pernyataan Ridwan Kamil?
Verifikasi:
Memang ada teori dan studi yang menunjukkan bahwa ruang kota seringkali lebih aman dan dirancang untuk kenyamanan laki-laki dewasa. Ini terkait dengan pembangunan kota modern yang secara tidak sadar dibentuk oleh norma patriarki yang mengabaikan kebutuhan kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak dan lansia.
Meski begitu, tidak sepenuhnya benar bahwa kota rata-rata hanya aman bagi laki-laki dewasa. Keamanan di kota dipengaruhi banyak faktor seperti infrastruktur, penerangan, dan tingkat kejahatan. Perempuan sering kali menghadapi risiko lebih tinggi terhadap pelecehan dan kekerasan berbasis gender, terutama di ruang publik seperti jalanan atau transportasi umum.
Data menunjukkan angka kejahatan di Jakarta terus meningkat. Pada 2023, total kasus kriminal yang ditangani Polda Metro Jaya mencapai 32.884 perkara, meningkat 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis kejahatan yang paling mengkhawatirkan adalah kasus narkoba, yang naik 47 persen. Namun, data rinci berdasarkan jenis kelamin korban tidak selalu tersedia secara terbuka.
Statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menunjukkan bahwa kejahatan lebih berdampak pada pria, terutama kejahatan seperti pencurian dan kekerasan. Meski demikian, perempuan juga menjadi korban, terutama dalam kasus kejahatan seksual.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selama 2024, jumlah kasus kekerasan di Jakarta mencapai 19.273 kasus. Dari jumlah tersebut, 4.169 korban adalah laki-laki dan 16.719 korban adalah perempuan.