Selain menjadi tujuan ziarah, pulau Kusu juga menjadi tujuan wisata.
Penulis: Aika Augustine
Editor:
Sampai bulan November nanti, Pulau Kusu di selatan Singapura, yang juga dikenal sebagai Pulau Kura-kura, bakal dipenuhi ribuan peziarah. Sebagian dari mereka akan ziarah ke Klenteng Da Bo Gong atau Dewa Kemakmuran. Klenteng yang dibangun pada tahun 1920-an ini dipakai untuk menyembah Da Bo Gong dan Kuan Im sang Dewi Keberuntungan. Dengan berziarah ke sini, mereka yang didatang percaya bakal mendapatkan kemakuran, perdamaian, keberuntungan dan kebahagiaan. Pasangan yang sulit punya anak pun bisa berdoa secara khusus di sana.
Untuk peziarah yang keturunan Melayu, mereka bisa sekaligus mengunjungi tiga makam raja-raja Melayu di zaman dahulu. Mereka pun berdoa untuk kesehatan, rumah tangga yang harmonis dan keturunan.
Konon tradisi ziarah ini erat kaitannya dengan asal usul terbentuknya Pulau Kusu. Konon dahulu kala ada sebuah kapal yang membawa pelaut berkebangsaan Melayu dan Tionghoa. Kapal ini hendak karam, lantas seekor kura-kura raksasa mengubah dirinya menjadi sebuah pulau untuk menyelamatkan pelaut tersebut. Kedua pelaut selamat. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, keduanya membangun sebuah tempat suci sebagai ucapan syukur. Pelaut Tionghoa mendirikan kuil, sementara yang Melayu membangun bangunan keramat. Sejak itu kedua pelaut rutin kembali ke pulau ini untuk memberikan penghormatan – sebuah kebiasaan yang lantas diturunkan antar generasi.
Selain menjadi tujuan ziarah, pulau seluas 85 ribu meter persegi ini juga menjadi tujuan wisata. Pesona pasir putih, air laut biru dan aneka ragam ikan dasar lautnya sudah terkenal di mancanegara. Tak heran jika Singapura memasukkan Pulau Kusu dalam destinasi wisata wajib kunjung.
(sumber: wildsingapore.com & islandcruise.com.sg)