Dibutuhkan teroboson seperti pengaturan jam kerja perkantoran untuk menekan kemacetan.
Penulis: Ellika Falah Putri Affandi
Editor:

KBR, Jakarta - Populasi kendaraan yang terus meningkat dan rasio jalan yang tidak bertambah, menjadi penyebab kemacetan yang belum kunjung terselesaikan di DKI Jakarta. Itu disampaikan Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Transportasi, Sutanto Suhodo.
Menurutnya, dibutuhkan teroboson seperti pengaturan jam kerja perkantoran untuk menekan kemacetan.
"Kalau dilakukan itu secara ekstrem, yang 50 persen hilang tadi tuh bukan hanya manusia. Tapi barang, tidak boleh tentunya dihentikan adalah perjalanan barang, logistik. Makanan kita, sepatu kita, dan kebutuhan harian kita tidak mungkin kita kirim lewat email. Tapi harus secara fisikal," ujar Deputi DKI Jakarta bidang Transportasi Susanto Suhodo di Focus Group Discussion (FGD) Penanganan Kemacetan di Provinsi DKI Jakarta, Kamis, (6/7/2023).
Baca juga:
- Jokowi Minta Kawasan Berorientasi Transit Dibangun di Kota Tinggi Kemacetan
- Jokowi: Jakarta Itu Pagi Macet, Siang Macet, Sore Macet, Malam Macet
Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Transportasi, Sutanto Suhodo, menilai peningkatan transportasi publik hingga perluasan kawasan ganjil genap belum menjadi solusi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, tingkat kemacetan di Ibu Kota makin meningkat. Pada Februari 2023 lalu mencapai 53 persen atau masuk sepuluh kota termacet sedunia. Itu berdasarkan hasil survei lembaga pemantau kemacetan asal Inggris, TomTom Traffic Index.
Editor: Fadli