Dengarkan

KBR, Bondowoso – Peserta lomba lari Ijen Trail Running (ITR) di Bondowoso, Jawa Timur, harus melewati dua tantangan berat untuk bisa mencapai garis finis. Dua tantangan itu adalah suhu udara yang mencapai 2 derajat celcius, dan medan yang esktrem.

Pelari asal Bandung, Jawa Barat, Alan Maulana mengaku, perlu beradaptasi dengan dinginnya cuaca di Kawasan Gunung Ijen. Apalagi dua minggu lalu, dirinya baru menyelesaikan Mount Rinjani Ultra di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Tertarik ikut trail running karena selain berlari juga kita bisa lihat pemandangan Indonesia itu indah. Sebelum datang kesini juga sudah adaptasi cuaca serta mengkalkulasi semuanya. Harus benar–benar siap,” kata Alan saat ditemui KBR, Sabtu (8/22).

Sementara itu peserta yang lain, Arief Wismoyono mengaku banyak melakukan persiapan untuk mengikuti Ijen Trail Running kali ini. Pria yang tercatat finis pertama dalam Mount Rinjani Ultra (MRU) 2015 ini menargetkan akan mendapatkan podiumnya kembali di ITR. Menurutnya, untuk mengikuti trail running diperlukan persiapan yang matang mulai dari adaptasi cuaca, medan, serta mengkonsumsi makanan yang bergizi serta istirahat.

“Kalau kaki aman semoga bisa finish 9 jam. Karena melihat elevasinya (total ketinggian) tidak terlalu tinggi. Kalau di Rinjani kemarin elevasinya 5.600, kalau Gunung Ijen sepertinya 2.600. Selain itu kita harus adaptasi cuaca juga,” kata Arief.

Kedua pelari asal Bandung ini mengikuti kategori Ultra Trail Running 70K dengan batas waktu finis maksimal 14 jam. Total ada 48 peserta yang bersaing untuk menaklukkan alam ijen di kategori ini.

Ijen Trail Running sendiri sudah masuk dalam kalender tahunan Asia Trail Master yang merupakan kalender perlombaan lari lintas alam se-Asia. Para pelari yang memenuhi kualifikasi dalam Ijen Trail Running, berkesempatan mengikuti World Trail Running di Mont Blanc, Prancis.

Editor: Sindu D