Melukis di atas kanvas itu biasa. Tapi melukis di atas sawah?
Penulis: Aika Augustine
Editor:

Seni lukis Tanbo Art ini memang menjadikan sawah sebagai kanvasnya. Cabang kesenian ini baru berkembang di Jepang pada tahun 1993 di Desa Inakadete, 600 mil dari kota Tokyo. Saat itu masyarakat desa tengah mencari cara untuk merevitalisasi suasana desa mereka.
Setelah melakukan penelitian, warga desa menyadari kalau sawah di desa mereka sudah ada sejak 2000 tahun silam. Demi menghormati sejarah sawah, padi pun mulai ditanam di area belakang balai desa. Tak cukup hanya menanam padi, cara lain pun mulai dicari untuk ‘menghias’ sawah.
Proses melukis sawah ini terhitung rumit, butuh waktu lama dan ketelitian tingkat tinggi. Setiap bulan April, warga desa akan berembuk untuk menentukan apa yang akan ditanam setahun mendatang. Setelah sepakat, proses Tanbo Art ini mulai dilakukan. Sebelumnya tentu desain lukisan di sawah ini harus dibuat dulu dengan bantuan komputer.
Karena kanvasnya adalah sawah, maka penduduk desa membudidayakan varian padi yang berbeda demi menghasilkan warna yang berbeda-beda pula. Supaya lukisan bisa dilihat dengan utuh, warga pun membangun menara setinggi 22 meter dengan balai desa.
Asal tahu saja, lukisan pertama di sawah tersebut makan waktu 9 tahun dan digarap oleh 700 orang. (atlasobscura.com, inhabitat.com)