Pendamping Anak dan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Dolly dan Jarak Joris Lattu menilai permasalah ekonomi bukan penyebab utama para PSK ngotot terus bekerja di Dolly.
Penulis: Eli Kamilah
Editor:

KBR, Jakarta - Pendamping Anak dan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Dolly dan Jarak Joris Lattu menilai permasalah ekonomi bukan penyebab utama para PSK ngotot terus bekerja di Dolly.
Kata dia, alasan utamanya karena PSK tidak menerima cara pendekatan pemerintah untuk memindahkan mereka. Joris menyebutkan pola pendekatan pemerintah mengabaikan faktor sosial atau kemanusiaan dan hanya sebatas pemberian modal usaha.
"Saya sampai sekarang kalau kita ngomong masalah pelacuran masalah ekonomi, saya tidak bisa menerima. Karena apa? karena saya tidak melihat itu masalah ekonomi, bagi mereka yang sudah tinggal lama di sana,” tegas Joris.
“Bayangkan jika mereka diberi uang 5 juta oleh pemerintah, pertanyaan saya pernah tidak pelacur-pelacur ini mendapatkan uang lebih dari itu, pasti pernah," tambahnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ngotot untuk menutup lokalisasi terbesar di Asia Tenggara Gang Dolly dan Jarak. Bahkan Tri memajukan sehari penutupan lokalisasi, dari tanggal 19 menjadi tanggal 18 Juni.
Persiapan pun sudah dilakukan. Di antaranya dengan penyiagakan 750an anggota kepolisian. Pemprov menyiapkan dana Rp 1,5 miliar yang bisa segera dicairkan. Tujuannya, membantu mucikari dan kebutuhan operasional lapangan lainnya. Nantinya 300an mucikari bakal dibekali uang Rp 5 juta untuk modal usaha.
Editor: Antonius Eko