indeks
Puisi dari Para Napi di India

Beberapa puisi di buku ini juga dijadikan lagu.

Penulis: Jasvinde Sehgal

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Puisi dari Para Napi di India
India, narapidana, puisi, Jasvinder Sehgal

Sebuah buku puisi yang ditulis para napi perempuan diluncurkan di Festival Penulis Jaipur, yang merupakan festival sastra terbesar di Asia.

Dr. Vartika Nanda membacakan sebuah puisi yang ditulis seorang napi perempuan bernama Rama.
 
Puisi ini berasal dari koleksi puisi yang ikut disunting Dr Nanda.

“Tangisan terdengar dari balik jeruji, sebuah kehidupan tanpa perawatan ibu, tanpa merasa sebagai seorang anak,  seorang anak mencintai sekaligus menangis, tanpa kehangatan keluarga.”

Buku itu juga berisi foto-foto yang diambil narapidana perempuan di Penjara Tihar New Delhi.

“Salah satu fitur unik dari buku ini adalah ketika Anda melihatnya, Anda hanya melihat gambar. Di mana-mana gambar. Anda harus membalik halaman buku untuk menemukan puisi-puisi itu.”

Beberapa puisi di buku ini juga dijadikan lagu.



Salah satunya berjudul “Tinka Tinka Tihar” yang dinyanyikan beberapa napi pria.

Editor lain buku itu adalah Preeta Bhargava, yang merupakan perempuan pertama yang di penjara di negara bagian Rajasthan.

Ia adalah penyair dan sangat percaya dengan kekuatan karya sastra.

“Meski kami dipenjara, hanya fisik kami yang dipenjara tapi pikiran kami tidak bisa dikungkung. Hati dan otak tidak bisa dipenjara sehinga kami menyakinkan mereka kalau waktu sedang berubah.”

Vartika yang juga dosen jurnalistik membacakan puisi lain yang ditulis Seema Raghuvanshi yang di penjara karena kasus pembunuhan. Judulnya “harapan untuk hidup”.

Sekitar lima ribu eksemplar buku telah diterbitkan dan keuntungan dari penjualan buku ini akan digunakan untuk memberdayakan napi perempuan.


India
narapidana
puisi
Jasvinder Sehgal

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...