indeks
Pesanan Melonjak, Perhutani Genjot Produksi Getah Pinus

Kepala Seksi Perencanaan dan Tanaman Perhutani, Sugeng Riyadi mengatakan, untuk tahun ini Perhutani menargetkan bisa menghasilkan 1.180 ton getah pinus hanya untuk KPH Bondowoso.

Penulis: FRISKA KALIA

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
pinus
Petugas Perum Perhutani sedang memantau para penyadap yang melakukan tugas di kawasan hutan produksi di Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, Jumat (17/4/2015). Foto: Bastiyar Arifin

KBR, Bondowoso – Tingginya permintaan getah pinus sebagai bahan baku pembuatan gondorukem dan terpentin di pasaran, membuat Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bondowoso, Jawa Timur terus menggenjot produksi getah pinus.

Kepala Seksi Perencanaan dan Tanaman Perhutani, Sugeng Riyadi mengatakan, untuk tahun ini Perhutani menargetkan bisa menghasilkan 1.180 ton getah pinus hanya untuk KPH Bondowoso. Angka ini diprediksi akan melampaui capaian tahun lalu yang hanya sekitar 1.400 ton.


“Target kita 1.180 ton, hanya untuk KPH Bondowoso saja. Nanti ini diolah menjadi terpentin dan gondorukem. Kami optimis melampaui target ini. Karena 2014 lalu saja kita sudah dapat 1.140 ton,” kata Sugeng Riyadi disela memantau penyadap getah pinus, Jumat (17/4/2015).


Untuk mencapai target tersebut, Perum Perhutani telah melakukan berbagai langkah salah satunya dengan membenahi aturan penebangan pohon pinus. Selain itu Perhutani juga selalu memantau dan mengevaluasi setiap petak pohon pinus yang ada di wilayah Perhutani Bondowoso.


“Jadi kita pantau terus apakah produksinya dalam sebulan sudah sesuai rencana. Selain itu kita juga selalu berkomunikasi dengan para penyadap getah yang bekerja, untuk tahu apa masalah mereka,” pungkasnya.


Komoditi getah pinus ini, Kata Sugeng merupakan komoditi terbesar kedua setelah kayu jati yang dikelola oleh Perhutani. Saat ini, luas lahan pohon pinus penghasil getah di KPH Bondowoso mencapai 19.202 hektare atau 37 persen dari total luas lahan keseluruhan yakni 88.000 hektare.


Editor: Anto Sidharta 

Pinus
Bondowoso

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...