indeks
Perempuan Ini Jadi Pelatih Taekwondo Pertama di Arab Saudi

KBR8H- Wud Shaikh menjadi perempuan pertama yang melatih Taekwondo di Arab Saudi. Olahraga ini memang kerap diidentikkan dengan laki-laki, namun Wud Shaikh sudah sejak kecil menekuni Taekwondo.

Penulis: Suryawijayanti

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Perempuan Ini Jadi Pelatih Taekwondo Pertama di Arab Saudi
Perempuan, Taekwondo, Arab Saudi

KBR8H- Wud Shaikh menjadi perempuan pertama yang melatih Taekwondo di Arab Saudi. Olahraga ini memang kerap diidentikkan dengan laki-laki, namun Wud Shaikh sudah sejak kecil menekuni Taekwondo.

Perempuan berusia 30 tahun itu mengaku mengenal Taekwondo pada usia 9 tahun, di sebuah sekolah internasional, tetapi tidak melanjutkan latihannya karena alasan pribadi.

Namun, keinginan berlatih seni bela diri selalu menghantui, dan tekadnya semakin bulat ketika lulus dari sekolah pada tahun 2000. Dia kemudian menghubungi Sekolah Internasional Korea di Jeddah dan berlatih Taekwondo. Wud memperoleh sabuk hitam dari Inggris, dan satu lagi dari Jeddah yang disertifikasi di Korea.

Wud Shaikh mengatakan Taekwondo mengajarkan kesabaran dan menghormati diri sendiri. Hal ini tergantung pada konsentrasi dan kecepatan dengan mengandalkan  kepalan tangan dan kaki.

Wud Shaikh yang sempat meninggalkan Arab dan kembali tujuh tahun kemudian, terkejut dengan meningkatnya animo masyarakat terhadap olahraga beladiri. Dia menemukan banyak perempuan yang menekuni Taekwondo sebagai hobi. Wud Shaikh akhirnya memutuskan menjadi pelatih. Menurutnya usia terbaik untuk belajar Taekwondo adalah ketika berusia 6 tahun. Dia ingin membuktikan bisa dan mampu untuk berhasil menjadi perempuan Saudi pertama yang melatih Taekwondo. Apalagi saat ini sudah ada tim basket, voli, dan sepak bola perempuan di Arab Saudi.(Al Arabiya) 

Perempuan
Taekwondo
Arab Saudi


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...