Abu vulkanik, terlihat mulai menghujani warga yang berada di bagian barat laut kota ternate yakni di Kelurahan Lotto, Togafo dan Takome.
Penulis: Idhar Abd rahman
Editor:

KBR-Ternate, Pemerintah Kota Ternate melalui Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) mulai turun ke Kecamatan Pulau Ternate yang terkena
langsung abu vulkanik akibat letusan gunung api Gamalama. BNPD pagi tadi
membagikan masker kepada warga. Abu vulkanik, terlihat mulai menghujani warga
yang berada di bagian barat laut kota ternate yakni di Kelurahan Lotto, Togafo dan
Takome. Kelurahan Lotto yang paling tebal diguyur abu vulkanik.
Camat Pulau Ternate Jainudin Husain, menjelaskan belum semua warga mendapatkan masker untuk melindungi diri agar tak menghirup udara yang bercampur abu vulkanik. Namun, warga tidak panik. Sebab, pemerintah telah mengeluarkan pengumuman dan pemberitahuan, bahwa status gunung gamalama saat ini masih sebatas waspada level dua, sehingga warga tidak perlu panik secara berlebihan.
Sementara itu Juru Bicara Pemerintah Kota Ternate Sutopo Abdullah, menjelaskan pihaknya melalui BPBD telah berada di lokasi-lokasi yang terkena langsung dampak letusan Gunung Gamalama, terutama di bagian barat laut Kota Ternate atau pada Kecamatan Pulau Ternate. BPBD lanjut Sutopo, sehari sebelum letusan pagi tadi, telah melakukan sosialisasi kepada warga di Kecamatan Pulau Ternate akan bahaya letusan gunung api Gamalama.
"Jadi untuk sementara langkah yang diambil pemerintah kota ternate
adalah dampak langsung yang dirasakan masyarakat khususnya daerah Pulau
Ternate mulai dari Kelurahan Taduma-Takome harus diwaspadai, sehingga
langkah cepat yang diambil oleh pemerintah kota adalah kita melakukan
pembagian masker ke wilayah-wilayah yang berdampak langsung atas erupsi Gunung Gamalama ini," katanya (16/7/2015).
Sutopo,
mengaku pihaknya juga ikut memantau perkembangan aktifitas Gunung Api Gamalama,
jika terjadi peningkatan aktifitas pemerintah pasti mengambil langkah-langkah
antisipasi sesuai dengan Standar Operasi Penyelamatan (SOP) penanggulangan
bencana yang telah dimiliki pemerintah saat ini.
Editor: Rony Sitanggang