Pasien terlambat mendapatkan anti difteri serum (ADS) karena permintaan telat direspon dinas kesehatan setempat.
Penulis: Arie Nugraha
Editor:

KBR, Bandung- Seorang pasien anak asal Sukabumi, Jawa Barat yang terpapar difteri meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Saluran pernapasan pasien tersumbat sejak datang, Sabtu (16/12) pukul 21.19 WIB.
Staf dokter rumah sakit, Stanza Uga mengatakan, pasien tidak mendapat anti difteri serum (ADS) selama penanganan. Sebab permintaan ADS telat direspon oleh dinas kesehatan setempat.
"Anti Difteri Serum itu secara ideal kalau kita membutuhkan saat ini harus segera ada, tapi prosesnya tidak se-simple itu. Pengadaan ADS itu tidak sederhana, kita harus harus berkoordinasi dengan dinas. Nah dari dinas itu nanti yang ngedrop ke depo farmasi (rumah sakit)," kata Stanza kepada KBR, Rabu (20/12).
Stanza Uga menilai jalur permohonan ADS terlalu panjang. Akibatnya nyawa pasien anak tidak dapat tertolong karena terlambat hampir 5 jam mendapatkan anti serum. Padahal kata Uga, kondisi pasien secara umum saat ditangani di IGD RS Hasan Sadikin sudah membaik.
Saat ini RS Hasan Sadikin Bandung masih merawat enam pasien difteri di ruang isolasi sejak tanggal 16 Desember 2017.
Editor: Sasmito