indeks
Nyotaimori, Menyantap Sushi di Atas Tubuh Perempuan Telanjang

Maaf, dilarang sentuh piringnya.

Penulis: Aika Augustine

Editor:

Google News
Nyotaimori, Menyantap Sushi di Atas Tubuh Perempuan Telanjang
Nyotaimori, Sushi, Jepang, Aika Augustine

Sushi tentu sudah tak asing bagi Anda. Bisa jadi Anda juga punya pilihan sushi favorit. Tapi pernahkah Anda membayangkan seperti apa rasanya menyantap sushi di atas tubuh seorang perempuan yang telanjang?

 

Tradisi ini dikenal dengan nama Nyotaimori. Umurnya sudah ratusan silam dan hanya berlaku di kalangan raja-raja dan bangsawan. Sampai tahun 1990an, tradisi ini berkeembang secara meluas dan sangat populer.

 

Tapi sejak Pemerintah Jepang mengeluarkan Undang-undang Anti Prostitusi, praktik Nyotaimori dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Untuk dapat menikmati sushi di atas tubuh perempuan telanjang, Anda harus menyiapkan minimal 15 ribu yen atau 16 juta rupiah.

 

Harga mahal ini harus Anda bayar karena prosesi penyajian juga tak mudah. Perempuan yang bekerja sebagai “piring hidup ini harus melewati pelatihan terlebih dahulu. Dia harus mampu berbaring diam tanpa bergerak selama berjam-jam. Tubuhnya juga harus mampu menahan kontak yang cukup lama dengan makanan dingin, menahan geli serta mencukur semua bulu dan rambut di tubuh, kecuali yang di kepala.

 

Sebelum sushi disajikan di atas tubuhnya, si perempuan ini tentunya harus mandi terlebih dahulu. Tubuh si perempuan lantas ditaburi bubuk khusus untuk menjaga temperatur tubuh tetap dingin.

 

Cara makan sushi pun diatur secara khusus. Setiap tamu wajib menghormati perempuan yang jadi “piring hidup”. Tamu tidak boleh bicara atau menyentuh tubuh perempuan. Sumpit adalah satu-satunya alat yang diperkenankan untuk menyentuh sushi. Dan terakhir, tidak boleh ada perkataan atau komentar yang tak senonoh.

 

Kabarnya praktik Nyotaimori sudah tersebar ke Cina, Amerika Serikat, Afrika Selatan, bahkan... Indonesia. Tertarik?

 

(Sumber: japanfortheuninvited.com,huffingtonpost.co.uk & whatisall.com)

Nyotaimori
Sushi
Jepang
Aika Augustine

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...