indeks
MUI Jayawijaya: Renovasi Masjid Agung Baiturrahman Dilanjutkan

Pembangunan Masjid Agung Baiturrahman, Wamena, Papua, tetap berjalan. Hal itu diputuskan dalam pertemuan antara Muspida, Perwakilan tokoh agama, dan Forum Komunikasi Umat Bergama (FKUB).

Penulis: Yudi Rachman

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
MUI Jayawijaya: Renovasi Masjid Agung Baiturrahman Dilanjutkan
Masjid Agung Baiturrahman, Wamena, Papua.

KBR, Jakarta - Pembangunan Masjid Agung Baiturrahman, Wamena, Papua, tetap dilanjutkan. Hal itu diputuskan dalam pertemuan antara Muspida, Perwakilan tokoh agama, dan Forum Komunikasi Umat Bergama (FKUB). Ketua MUI Jayawijaya, Ahmad Sholehudin mengatakan, pertemuan berlangsung damai dan semua pihak menerima hasil keputusan itu dengan disaksikan Kapolda Papua dan Bupati Jayawijaya.

"Semua menerima keputusan dan keputusan itu disepakati ditandatangani dan disaksikan oleh pemerintah daerah dan aparat keamanan," ungkap Ahmad Sholehudin pada KBR, Kamis, 3/3/2016.


Pertemuan tersebut juga meminta pihak Persatuan Gereja-Gereja Jayawijaya menarik beberapa poin aspirasi seperti permintaan penghentian pembangunan masjid. "Sudah ditarik semua aspirasi itu, baik PGGJ dan muslim di Pegunungan Tengah sudah saling menarik dan menahan dirl," ungkapnya.


Ahmad menjelaskan, pembangunan masjid mengalami perubahan kecil dari rencana awal. Kata dia, perwakilan MUI dan seluruh perwakilan agama dapat menerima perubahan ukuran pembangunan masjid tersebut.


"Pembangunan masjid tetap jalan namun ada perubahan tentang volume saja, tambahan enam meter ke samping kiri dan kanan. Jadi 25 meter tambah 12 jadi 37x37 meter persegi. Awalnya hanya 40 meter persegi. Menara tingginya 15 meter," jelas Ketua MUI Jayawijaya, Ahmad Sholehudin.




Editor: Quinawaty Pasaribu 

Masjid Agung Baiturahman
Wamena Papua
Ahmad Sholehudin
MUI Jayawijaya

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...