indeks
MRT Proyek Besar, Dampak kepada Pengguna Jalan Pasti Ada

KBR68H, Jakarta - Kemarin, peletakan batu pertama pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau angkutan massal cepat tahap pertama sudah dilakukan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Proyek yang selama 24 tahun hanya berupa desain, akhirnya dimulai.

Penulis: Doddy Rosadi

Editor:

Google News
MRT Proyek Besar, Dampak kepada Pengguna Jalan Pasti Ada
MRT, pembangunan, dampak macet, jokowi

KBR68H, Jakarta - Kemarin, peletakan batu pertama pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau angkutan massal cepat tahap pertama sudah dilakukan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.  Proyek yang selama 24 tahun hanya berupa desain, akhirnya dimulai. Tombol sirene ditekan tiga pejabat sekaligus, Gubernur Jakarta Joko Widodo, Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, dan Ketua DPRD Jakarta Ferrial Sofyan.

MRT Jakarta yang menelan anggaran lebih dari Rp 20 triliun ini akan membentang dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI dengan jalur sepanjang 16 kilometer. MRT akan dibagi menjadi dua, yakni Lebak Bulus-Sisimangaraja menggunakan jalur layang (elevated), sedangkan Sisimangaraja-Bundaran HI menggunakan jalur bawah tanah atau underground. Untuk sekali jalan, MRT bisa mengangkut 1.200 orang. Apa saja yang masih perlu diselesaikan sambil proyek ini berjalan? Simak perbincangan penyiar KBR68H Irvan Imamsyah dan Sutami bersama Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami dalam program Sarapan Pagi.

Pembagian waktu kerjanya seperti apa nantinya?

Jadi kalau pembagian kerjanya tergantung tiap titik ke titik tapi pengerjaannya secara terus menerus 24 jam.

Ini akan dimulai dari Dukuh Atas atau dari Lebak Bulus?

Pada saatnya nanti bisa setiap titik stasiun itu bersamaan. Tapi yang kemarin kita melakukan persiapan dulu untuk yang di Dukuh Atas.

Pembangunan shelter-nya dulu?


Bukan shelter, kita buat stasiun bawah tanah di Dukuh Atas.


Semacam subway?

Iya.

Kajian secara dampak lingkungan mengingat bahwa struktur tanah di Jakarta labil menurut para ahli geologi. Bagaimana soal hal itu?
 
Kalau ditanya kajiannya sudah ada atau belum AMDAL kami sudah ada sejak 2010. Jadi kami berkewajiban memberikan laporan secara berkala kepada pemerintah yang menerbitkan AMDAL. Jadi kalau itu studi-studinya sudah cukup lama, pertama kali dilakukan tahun 1986. Akhirnya sekarang berjalan, kajian terakhir bahkan baik dari sisi finansialnya itu pada bulan Februari 2013 jadi sudah cukup lengkap.

Untuk mengatasi kemacetan ini juga diwanti-wanti Jokowi, bagaimana langkah yang akan dilakukan?

Pertama kami punya beberapa program, masing-masing titik itu punya perbedaan karakteristik apa yang akan dilakukan antara jalur layang sama yang bawah tanah. Jadi kami melakukan penyebaran informasi dari ring yang paling luar yaitu melalui leaflet-leaflet, pertama kami mengantisipasi orang yang akan masuk ke Jakarta terus yang lebih dekat lagi yang akan masuk ke wilayah titik kami. Kedua kami juga mengatur jadwal pelaksanaan pekerjaan kontraktor contohnya jangan dikirim alat berat di jam makan siang, bisa dilakukan mungkin malam hari atau subuh. Kemudian ada beberapa jalur yang harus ditutup contohnya Jalan Fatmawati pada jam-jam tertentu misalnya jam 00 sampai jam 6 pagi mungkin kita akan mengambil satu jalur. Ketiga mau tidak mau harus dialihkan, kami berkoordinasi dengan Dishub, Pemprov DKI Jakarta, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Lain lagi kami lakukan adalah kami memberi informasi melalui media-media sosial, radio. Paling baru bagi masyarakat Jakarta adalah nantinya di setiap titik kami memasang CCTV itu bisa diakses melalui www.jakartamrt.com itu kalau diklik di kiri bawah itu ada ikon CCTV Dukuh Atas itu karena baru satu titik konstruksi. Kami dalam hal ini membiasakan masyarakat Jakarta yang terdampak terutama untuk budaya baru jadi sebelum keluar rumah, sebelum keluar makan siang, sebelum keluar meeting, sebelum pulang ke rumah kalau memang mereka tahu akan melintasi titik-titik konstruksi kami mereka bisa ke website dulu melihat kondisi aktualnya. Kalaupun mereka tidak ada alternatif atau harus melalui jalur tersebut mentalnya sudah siap karena mereka tahu ada kegiatan kami misalnya ada beberapa truk tronton kami. Jadi kami menyadari karena proyek ini besar, cukup lama, dan dampak kepada masyarakat pengguna jalan itu pasti ada karena sebelum ada konstruksi saja macet apalagi ada konstruksi.
 
Semua orang berharap proyek ini berjalan lancar dan cepat, kemudian ada 30 persen lahan belum dibebaskan ini bagaimana kabar terakhirnya?


Kalau lahan saya rasa sudah tidak ada masalah lagi. Karena kemarin siang kami sudah rapat langsung dengan Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta, disitu kami sepakat dengan metode yang kami sampaikan. Jadi sebetulnya untuk yang paket layang itu di depo kami di Lebak Bulus bisa dikatakan sudah bisa dilaksanakan, hanya saat ini kami belum menandatangani kontrak dengan kontraktor tersebut. Kalau untuk lahan di bawah sana sudah tidak ada kendala lagi karena sebagian besar lahan milik pemda. Jadi kami koordinasi bukan hanya dengan Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta tapi juga dinas yang terkait, untuk lahan dengan Dinas PU, untuk desain dengan Dinas Tata Ruang, Dinas Pertamanan karena seperti diketahui kami juga memindahkan pepohonan. Kemarin itu kalau saya tidak yakin bisa jalan kemarin tidak akan kami lakukan acara tersebut.
 
Artinya sudah tidak ada lagi penolakan warga Fatmawati yang sempat menentang waktu itu ya?

Kalau kami melihatnya masalah warga itu ada pemahaman yang menurut saya bukan keliru atau salah tapi kurang paham. Ini proyek pertama di Indonesia, kita semua belajar bersama-sama, mungkin mereka punya indera keenam atau ketujuh yang bisa membayangkan nantinya seperti apa ini saja belum boleh dibangun mereka kok sudah bisa. Ini yang kami harapkan dengan sosialisasi yang sudah kami lakukan mereka bisa memahami, kemarin sudah koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. Kita ambil contoh saja sepanjang Fatmawati itu kita perhatikan saja ada beberapa pelanggaran-pelanggaran dari garis batas bangunan, itu dulu kami minta tolong ditertibkan dulu nanti baru kita lihat kondisinya seperti apa. Mulai dari yang dasar dulu kita ikuti aturan, jadi pekerjaan ini masih panjang belum penelitian lagi mengenai utilitas di sepanjang jalur Fatmawati, sepanjang jalur Thamrin-Sudirman. Jadi yang kami mohon masyarakat bersabar, berikan kami kesempatan untuk membangun ini karena sudah terlambat 2 tahun kalau dari sisi konstruksinya harusnya 2016 sudah kelar, sekarang mundur jadi awal 2018 sudah beroperasi.

Yang menarik perhatian adalah penggunaan teknologi pengeboran yang nanti 24 meter di bawah permukaan tanah. Apakah dengan mesin bor yang sangat besar itu akan berdampak apa terhadap masyarakat?
 
Kalau getaran untuk kedalaman itu mungkin kalau seperti gempa bumi tidak. Jadi kami berusaha sekuat mungkin dan seinovatif mungkin, contohnya kemarin kami lakukan pengerjaan awal melubangi dulu, bukan ditumbuk sepert paku bumi. Karena kalau kami tumbuk begitu akan membuat getaran dan gedung sekeliling konstruksi kami ada ada hotel yang dindingnya kaca itu bisa rontok semua, terus berisik. Jadi kami akan menggunakan yang namanya Tunnel Bor Machine (TBM), ada beberapa alat yang akan digunakan dari Jepang, Jerman. Soal tanah tadi, tunnel kami ini sifatnya ada dua tunnel dengan satu track, jadi bukan satu tunnel besar yang menggunakan dua track di dalamnya. Karena untuk menyesuaikan kondisi di sana, tentunya lebih kecil lebih mudah dan cocok dengan tanah di Jakarta.

Kalau soal pembiayaan sudah beres?

Proyek ini satu, PT MRT Jakarta ini adalah BUMD milik Pemprov DKI Jakarta 100 persen. Pendanaannya sudah tersedia dari APBN dan APBD, dari APBN pemerintah pusat menerima pinjaman vendor dari Jepang. Saya sudah tidak usah pusing-pusing lagi memikirkan dana untuk menyelesaikan 16 kilometer pertama ini karena dananya sudah tersedia semua. Jadi ini adalah pendanaan yang menurut saya mungkin untuk proyek infrastruktur yang terbaik yang pemprov terima dari pemerintah pusat.

MRT
pembangunan
dampak macet
jokowi

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...