indeks
Ledakan Sarinah, Pengamat: Pola Serangan Mirip Cara Noordin M Top

Pola serangan teror lebih mematikan dan sulit diprediksi.

Penulis: Ika Manan

Editor:

Google News
Ledakan Sarinah, Pengamat: Pola Serangan Mirip Cara Noordin M Top
Kobaran api muncul setelah ledakan di Sarinah, Jakarta Pusat (Sumber: Medsos)

KBR, Jakarta- Teror di Sarinah mirip pola serangan gembong terorisme Noordin Mohammad Top. Sebab menurut  pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie  serangan ini menggunakan pola acak.

Pola serangan teror tersebut, menurut dia, lebih mematikan dan sulit diprediksi.

"Saya khawatir ini lebih random ya. Karena mereka bukan hanya masuk Starbuck tetapi juga berusaha masuk mall," jelas pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie  kepada KBR, Kamis (1401/2016). 

Taufik melanjutkan, "ini membedakan dengan kelompok domestik terdahulu. Di mana mereka lebih cenderung menyerang kelompok tertentu, seperti misalnya menyerang kelompok polisi. Ini mengingatkan saya pada pola-pola serangan kelompok Noordin M Top."

Taufik Andrie menambahkan, pola teror di kawasan Sarinah ini mirip dengan serangan yang biasa dilakukan kelompok Noordin M Top, yakni menyasar titik-titik keramaian. Ia menduga, serangan ini bertujuan menunjukkan eksistensi kelompok tertentu.

Kecurigaan awal, menurut dia, mengarah pada kelompok yang pro ISIS. Namun tak menutup kemungkinan ini dilakukan kelompok baru. Ia meminta masyarakat menunggu investigasi awal kepolisian.

"Preseden sebelumnya, target mereka itu aparat penegak hukum tapi sekarang ada perubahan dan ini yang menurut saya harus diwaspadai. Karena yang random ini biasanya lebih mematikan dan sulit diprediksi," tambah Taufik. 

teror sarinah
pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie
ledakan sarinah
noordin mohammad top

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...