indeks
Kasus Salah Tangkap Polisi, Kontras Tolak Penyelesaian Damai

LSM Kontras menolak penyelesaian kasus salah tangkap oleh anggota Kepolisian Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, dilakukan tanpa jalur hukum.

Penulis: Sindu Dharmawan

Editor:

Google News
Kasus Salah Tangkap Polisi, Kontras Tolak Penyelesaian Damai
salah tangkap, polisi, kontras, Robin Napitupulu

KBR68H, Jakarta - LSM  Kontras menolak penyelesaian kasus salah tangkap  oleh anggota Kepolisian Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, dilakukan tanpa jalur hukum. 


Koordinator Kontras Haris Azhar menilai, salah tangkap bukanlah kasus sengketa jual beli, sehingga tidak bisa diselesaikan dengan damai. Kata dia, harus ada pidana bagi pelakunya. 


“Lalu yang ketiga penyelesaian dengan cara damai itu, ini bukan sengketa orang jual kacang rugi berapa lalu diganti seperti itu. Ada tindak pidana itu tidak bisa diselesaikan secara damai. Dia harus diproses. Kalau pun dia mau dilakukan penggantian, dia harus dilakukan melalui mekanisme yang diatur. Misalnya, kerugian-kerugian itu digantinya lewat persidangan pidana, dan ketika nanti akan mengadili si polisi-polisi yang melakukan penembakan dan penyiksaan secara brutal itu, “ tegas Haris Azhar kepada KBR68H, Selasa (15/10).


Haris Azhar menyebut, kasus salah tangkap yang dilakukan kepolisian sudah terjadi ratusan kali di berbagai daerah di Indonesia. Kasus semacam itu bisa terus berulang terjadi jika kepolisian tidak memberi sanksi tegas pada anggotanya yang menjadi pelakunya. 


Sebelumnya, warga Koja, Jakarta Utara, Robin Napitupulu menjadi korban salah tangkap Sabtu (12/10) lalu. Robin disangka anggota sindikat pencurian mobil. Polisi menangkap Robin berdasarkan informasi salah dari seorang anggota sindikat pencurian mobil sebenarnya. Akibat peristiwa tersebut Robin mengalami trauma dan luka sobek di tempurung kepala dan pelipis.


Editor: Antonius Eko 


salah tangkap
polisi
kontras
Robin Napitupulu

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...