indeks
Jual Beli Rambut

Apakah Anda mau menjual rambut Anda demi uang? Atau menyumbangkan rambut Anda?

Penulis: Maung Maung Swe

Editor:

Google News
Jual Beli Rambut
Burma Trading Hair, Maung Maung Swe

Apakah Anda mau menjual rambut Anda demi uang? Atau menyumbangkan rambut Anda?

Di Rangoon, para perempuan melakukan ini setiap hari dan aktivitas ini mendatangkan keuntungan.

Kebanyakan ini dilakukan untuk menafkahi keluarga. Tapi belakangan, rambut disumbangkan dan uangnya dipakai untuk membangun jembatan, jalan atau mendanai aktivitas sosial untuk warga setempat.

“Datang ke pasar... tanpa uang! Tampaknya mereka harus memotong rambut dulu sebelum belanja. Dan ada yang bakal bilang,”Wah rambutmu terlalu pendek, jadi harganya tidak mahal.” Tapi buat banyak orang, tidak apa-apa. Apakah itu harganya 5 ribu rupiah atau 10 ribu rupiah mereka akan tetap jual.”

“Ini cara para penjual bertahan dan cara pembeli mendapatkan uang.”

Mereka adalah pembeli rambut di wilayah Tharkayta di Rangoon.

Jual beli rambut ini mulai merebak setelah jalur perdagangan antara Burma dan Cina dibuka pada 1996.

Ini artinya para pembeli bisa menjual rambut secara internasional.

Dan tahun ini bisnis ekspor rambut sangat berkembang.Pembeli ini mengatakan, orang dari beragam latar belakang menjual rambut mereka.

“Macam-macam... kadang-kadang orang miskin, kadang orang kaya. Anda pergi ke wilayah tempat tinggal orang kaya, lalu ada yang menjual rambut. Begitu juga kalau ke wilayah orang miskin.”

Para pembeli memperdagangkan dua macam rambut: rambut yang dipotong dan rambut yang rontok karena disisir – ini disebut Ah Kyawt.

Mereka menggunakan sikat ini untuk memperhalus rambut.

Lalu dipotong dan disambungkan dengan yang ukurannya sama. Ini siap dijual kepada eksportir.

Harga rambut yang belum selesai ini sekitar 200 ribu rupiah untuk 0.15 kilogram rambut.

Perempuan Burma bangga pada rambut mereka.

Secara tradisional, rambut panjang adalah tanda kecantikan.

Tapi bagi beberapa orang, mereka memotong rambut demi uang.

“Untuk membeli makanan bagi bayi, membeli makanan kami, untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.”

Kadang perempuan menyumbangkan rambut mereka untuk mendanai proyek lokal, seperti membangun gedung atau jalan atau kegiatan sosial.

Biksu AshinYarzeinna membentuk LSM pusat sumbangan rambut di Rangoon.

Perempuan dari berbagai penjuru Burma menyumbangkan rambut mereka dan uangnya digunakan untuk mendanai proyek sosial.

“Kami baru bekerja selama 2 bulan dan banyak orang datang setiap hari. Kebanyakan berusia antara 18 sampai 30 tahun dan dalam sehari ada 300-400 orang di sini. Perempuan tua ada juga yang ke sini. Kami mendapat 45 juta rupiah dari 153 kilogram rambut.”

Pada 2009, perempuan Burma menyumbangkan rambut mereka untuk membangun jalan LgweNgaut-Chin Pyit di wilayah Monywa di Divisi Sagaing.

“Kami menerima banyak sumbangan rambut dari seluruh penjuru Burma, dan kami membangun jalan dan jembatan di sana. Kami berhasil membangun jalan sejauh 24 kilometer. Sebelumnya kami tak bisa menggunakan jalan itu di musim hujan, sekarang kami bisa lewat di sana kapan pun. Kami juga membangun 18 jembatan beton termasuk Jembatan Golden Hair.”

Proyek ini juga menyediakan pendidikan gratis bagi warga setempat serta jasa transportasi untuk membawa pasien dan perempuan hamil ke rumah sakit.

“Semua uang ini dari penjualan rambut yang disumbangkan perempuan di seluruh Burma.”

Buat yang lainnya, ini semata-mata bisnis.

Hampir dua kilogram rambut sepanjang hampir 80 senti bisa dijual hampir Rp 5 juta.

Ini mendatangkan keuntungan yang lumayan bagi pembeli maupun eksportir.

Di Rangoon ada 3 penyalur utama rambut. DawKhin Aye mengekspor rambut ke Cina.

“Sekarang kami menjual rambut ke Cina. India juga membeli dari kami tahun lalu.”

Pembeli utama mereka datang dari Cina, tapi sekarang mereka juga mengekspor ke India, Italia dan Korea.

“Italia memilih rambut yang bergelombang dan ikal, yang alami setelah potong rambut. Kalau Korea pilih rambut lurus, antara 30 – 50 senti.”

Jual beli rambut di Burma sekarang berkembang dan para penjual optimistis, bisnis bakal terus maju.

Burma Trading Hair
Maung Maung Swe

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...