Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendata ada sekitar 41 eks pekerja seks komersial di lokalisasi Dolly Surabaya berasal dari daerah itu.
Penulis: Hermawan
Editor:

KBR, Banyuwangi - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendata ada sekitar 41 eks pekerja seks komersial di lokalisasi Dolly Surabaya berasal dari daerah itu.
Sekertaris Komisi Penanggulangan AIDS Banyuwangi Ahmad Waluyo mengatakan, KPA telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memantau kemungkinan kepulangan 41 eks PSK Dolly ke kampung halamannya.
Kata dia, saat ini masih belum ada kepastian apakah para PSK Dolly ini pulang ke daerah asalnya atau tidak. Namun demikian jika mereka pulang ke Banyuwangi, KPA bekerja sama dengan instasi lain akan melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap mereka.
“Datanya sudah kami terima ada 41 WTS yang asal Banyuwangi. Kita sudah memetakan kita sampaikan kepada wilayah Puskesmas yang sesuai dengan data itu nanti kita pantau, apakah memang mbak-mbak itu pulang ke Banyuwangi atau tidak. Peningkatan layanan itu selalu kita lakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait kita lakukan terus,” kata Ahmad Waluyo (20/6).
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Banyuwangi Agus Wahyudi mengatakan, untuk mengantisipasi adanya praktik prostitusi terselubung paska ditutupnya lokalisasi ini, pihaknya melakukan razia rutin ke seluruh bekas lokalisasi di Banyuwangi.
Selain itu, razia juga dilakukan di sejumlah tempat karaoke, dan tempat kos-kosan yang dicurigai digunakan untuk praktek prostitusi terselubung.
Manager Program Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) Banyuwangi Tunggul Harwanto khawatir, dengan ditutupnya lokalisasi Dolly ini akan menambah jumlah prostitusi baru di Banyuwangi.
Menurut Tunggul, setelah pemerintah Banyuwangi menutup 12 lokalisasi di daerahnya beberapa waktu lalu, ternyata saat ini muncul sedikitnya 11 tempat prostitusi baru. Prostitusi baru itu tersebar di di warung makan, tempat karaoke, permukiman warga dan bahkan ada di ruang terbuka hijau.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya, Rabu malam, secara resmi menutup lokalisasi Dolly. Penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu ditandai dengan deklarasi warga dengan Pemkot di Gedung Islamic Center, Surabaya.
Editor: Antonius Eko