indeks
Cegah Anak Terserang Penyakit di Musim Pancaroba

Hampir 50% anak-anak mengalami kekurangan vitamin D

Penulis: Tim Ruang Publik

Editor:

Google News
Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi, Kudus,
Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/tom

KBR, Jakarta - Orangtua mesti menerapkan langkah pencegahan yang tepat agar anak terhindar dari penyakit di musim pancaroba. 

Dokter Yogi Prawira, konsultan emergensi dan rawat intensif anak, menyebut, orangtua kadang melarang anak beraktivitas terlalu banyak di luar rumah saat musim pancaroba, dengan harapan minim terpapar penyakit. Padahal, terlalu lama di dalam ruangan, justru membuat anak berpotensi kekurangan vitamin D, karena tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. 

Vitamin D diketahui berperan untuk menekan proses peradangan dan meningkatkan imunitas tubuh, manfaat yang sangat dibutuhkan anak di musim pancaroba agar tak mudah jatuh sakit.  

“Ternyata ada beberapa temuan yang cukup mengagetkan. Hampir 50% anak-anak yang diteliti mengalami kekurangan vitamin D,” kata dokter Yogi dalam siaran Ruang Publik KBR, Kamis, (29/02/24).

red

Yogi meminta orangtua waspada jika anak mulai menunjukkan sejumlah gejala seperti batuk, pilek, muntah-muntah, sakit perut yang diikuti dengan diare, serta demam. Gejala-gejala itu kerap menyertai penyakit yang muncul di musim pancaroba. 

Orangtua juga diminta menggunakan termometer ketika memonitor suhu tubuh anak karena hasilnya lebih akurat ketimbang dengan cara meletakkan tangan ke dahi anak. Kata Yogi, suhu normal anak di kisaran 36,5-37,5 derajat celcius. 

“Gejala demam kadang-kadang bikin orangtua panik. Padahal demam itu tandanya tubuh sedang berusaha melawan infeksi yang masuk,” ujar dokter Yogi.

Baca juga: Bandung Raya Waspada Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Puncak Musim Hujan Hingga Awal Maret 2024

Jika anak mengalami gejala infeksi, orangtua harus mengenali tanda-tanda bahaya, lewat 3B, behaviour, breathing, dan body colour. Orangtua harus mengamati jika ada perilaku (behaviour) anak tidak seperti biasa. Amati bagaimana anak bernapas (breathing), apakah normal atau terlalu cepat. Selanjutnya, bandingkan warna kulit (body colour) anak dengan orangtua, pastikan tidak pucat. 

Apa yang harus segera dilakukan ketika tanda bahaya terjadi pada anak? Lalu bagaimana cara mencegah anak sakit di musim pancaroba? Simak selengkapnya dalam siaran Ruang Publik KBR dalam episode Mewaspadai Penyakit Musim Pancaroba Pada Anak. Hanya di kbrprime.id.

Anak
Musim Pancaroba

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...