KBR68H, Jakarta - Solar masih saja sulit didapat. Di Cilacap, Ratusan penumpang di terminal Sidareja, Cilacap terlantar akibat mogoknya ratusan supir bus.
Penulis: Doddy Rosadi
Editor:

KBR68H, Jakarta - Solar masih saja sulit didapat. Di Cilacap, Ratusan penumpang di terminal Sidareja, Cilacap terlantar akibat mogoknya ratusan supir bus. Bus yang mogok beroperasi adalah jurusan Sidareja-Cilacap, Sidareja-Purwokerto serta Cilacap-Pangandaran. Mereka mogok untuk memprotes kelangkaan solar di SPBU setempat. Bagaimana perkembangan terakhir di Cilacap? Simak perbincangan dengan Kontributor KBR68H I Cilacap Budi Prabowo dalam Sarapan Pagi
Bagaimana situasi hari ini?
Kemarin sempat di Terminal Sidareja sempat terjadi mogok angkutan, dimana kemudian untuk bus antarkota dalam provinsi tidak melakukan operasional. Sehingga terjadi penumpukan yang luar biasa, banyak penumpang yang kemudian membatalkan perjalanan mereka. Bus-bus yang melakukan pemogokan adalah untuk bus jurusan Sidareja-Cilacap, Sidareja-Purwokerto, dan Cilacap-Pangandaran. Para awak angkutan mengaku bahwa mereka mogok operasi karena mereka kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan bakar solar, sehingga mereka memutuskan untuk tidak beroperasi. Sampai sore hari pihak terminal juga masih kesulitan mengatasi penumpukan penumpang, sehingga mereka baru sore hari berkoordinasi dengan dinas perhubungan yang ada di Cilacap.
Kondisinya saat ini seperti apa?
Untuk saat ini tadi pagi beberapa bus mau beroperasi tapi sebagian besar masih tidak beroperasi.
Kalau yang mogok ini ada berapa?
Ada puluhan bus, hampir mencapai 100 angkutan bus antarkota dalam provinsi.
Untuk SPBU masih banyak solar yang habis?
Untuk di wilayah Sidareja dan Majenang biasanya hari normal mereka mengaku mendapat pasokan untuk di Majenang itu setiap hari. Mereka pasokannya 16.000 liter tapi setelah ada pembatasan mereka hanya dipasok 8.000 liter. Sementara untuk di wilayah Sidareja yang biasanya 1 minggu dikirim 4 kali itu hanya dikirim 1 kali, sehingga kemudian yang terjadi adalah begitu diisi solar malamnya habis.
Antrian panjang di SPBU apakah juga terlihat?
Begitu ada SPBU yang baru dipasok solar tentunya sangat antri. Jadi antrian bisa mencapai 2 kilometer dari SPBU, karena mereka dapat informasi dari rekan-rekan lain kemudian melakukan pengisian di SPBU yang sama.
Kalau SPBU yang tidak ada antrian mungkin solarnya habis ya?
Iya untuk SPBU yang tidak ada antrian bisa dipastikan solarnya tidak ada.
Para penumpang yang biasa menggunakan jasa transportasi angkutan ini mereka terangkut juga atau menumpuk juga?
Kemarin sampai sore hari tidak ada alternatif angkutan sehingga banyak yang menggunakan ojek. Tapi karena mahal kemudian banyak yang memilih membatalkan perjalanan mereka.
Apa langkah yang dilakukan otoritas setempat?
Kemarin Pertamina ternyata mereka juga mengatakan bahwa pembatasan solar ini terkait dengan kuota yang diberikan oleh pemerintah sehingga mereka tidak bisa berbuat banyak. Padahal dari SPBU beberapa kali meminta pasokan solar tapi mereka tidak menerima, karena pihak Pertamina bersikukuh ini kebijakan pemerintah yang harus ditaati.
Minggu ini masih terus berlangsung kelangkaan solar di sana atau ada langkah-langkah darurat?
Ini khususnya di Jawa Tengah sudah berlangsung sekitar dua mingguan. Jadi dari pihak organda dan Pertamina tidak bisa memastikan sampai kapan, mereka menunggu respon cepat dari pemerintah agar kemudian hal seperti ini tidak terjadi lagi di wilayah Cilacap khususnya.
Kalau eceran solar ada banyak di sana?
Untuk eceran sendiri sejak ada kelangkaan solar pihak SPBU membatasi untuk penjual eceran hanya dibatasi 30 liter setiap kali pembelian. Kemudian bisa dipastikan bahwa di tingkat eceran saja solar begitu dapat satu hari sudah habis, kemudian mereka menunggu lagi pasokan berikutnya satu minggu yang akan datang.
Kalau dari pemda setempat apakah ada langkah antisipasi yang bakal mereka lakukan?
Belum tahu pemda akan melakukan apa. Tapi yang jelas kemudian untuk pihak dinas perhubungan menjanjikan akan ada bantuan berupa bus-bus pariwisata yang kemudian bisa disiapkan untuk menjadi alternatif angkutan bagi warga apabila awak-awak angkutan umum ini masih mogok operasi.
Bagaimana dengan angkutan kota seperti apa kondisinya?
Untuk angkutan wilayah Sidareja dan Majenang kebetulan rata-rata menggunakan bahan bakar berbentuk bensin sehingga tidak ada masalah. Kemudian untuk angkutan dalam kota tidak melakukan mogok seperti yang dilakukan oleh awak-awak bus antarkota dalam provinsi.