indeks
Anak Muda Gondrong dan Bertato Ditangkapi Polisi Nepal

Pepatah mengatakan, jangan nilai buku dari sampulnya. Tapi agaknya pepatah ini tidak berlaku pada polisi Nepal.

Penulis: Rajan Parajuli

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Anak Muda Gondrong dan Bertato Ditangkapi Polisi Nepal
Rajan Parajuli, Nepal arrest, long hair crackdown

Pepatah mengatakan, jangan nilai buku dari sampulnya.

Tapi agaknya pepatah ini tidak berlaku pada polisi Nepal.

Sejak pekan lalu, mereka telah menangkap lebih dari seribu orang yang berambut panjang, punya tato dan tindik.

Para polisi beralasan itu adalah ciri-ciri pelaku ‘kejahatan’.

Polisi mengklaim ini adalah gerakan untuk memberantas holigalisme. Tapi seperti yang dilaporkan Rajan Parajuli dari Kathmandu, banyak yang yakin ini mengekang kebebasan berekspresi.

Pub Everest Irish di Tamel adalah tempat nongkrong populer di Khatmandu.

Ashesh Dangol sedang bermain gitar dan bernyanyi.

Rambutnya panjang berantakan dan ada anting perak di kedua telinganya.

“Ayah dan ibu saya selalu bilang “Mengapa kamu tidak memotong rambutmu? Itu sudah panjang dan terlihat aneh.’ Waktu saya masih sekolah, saya dikeluarkan dari kelas untuk dipotong rambutnya. Tapi saya suka rambut panjang dan juga menindik telinga. Dari dulu sampai sekarang musisi kebanyakan berambut panjang. Itu hak kami. Ini kebebasan kami.”
 
Dan sekali lagi, penampilannya membuat ia berada dalam kesulitan.

“Saat saya keluar rumah atau berada di jalan, saya selalu pakai topi karena saya tidak mau ditangkap polisi. Kalau bertemu mereka akan memotong rambut saya. Karena itu saya selalu khawatir bakal ditangkap karena berambut panjang. Suatu saat mereka memasukkan saya ke penjara. Kami harus menandatangani surat-surat. Para polisi bilang “Lihat laki-laki ini berambut panjang! Kelakukan kalian berbeda dari orang normal. Itu sebabnya kalian dipenjara.”   

Dia ditahan bersama ratusan anak muda lainnya – semuanya berambut panjang, bertato atau tindik.

Kepala Kepolisian Kathmandu, Rana Bahadur Chand, adalah orang yang berada di balik gerakan ini.

Ia mengaku langkah ini diperlukan untuk menangkal kejahatan.

“Catatan kriminalitas kami menunjukkan sebagian besar kejahatan dilakukan anak muda berusia antara 15 sampai 22 tahun dan pada umumnya berpenampilan sama. Jadi kami bawa anak-anak muda yang mencurigakan ini ke kantor polisi. Kami panggil orangtuanya  serta memberi mereka konseling tentang keamanan. Dan kami minta mereka tidak mengulangi perbuatan yang sama di masa yang akan datang.”

Apakah itu artinya rambut panjang, anting atau tato itu menganggu keamanan?

“Anda bisa saja berambut panjang, atau pakai anting, tapi masyarakat juga punya norma, nilai dan tradisi. Dan Anda harus mengikutinya. Kita bisa bicara soal kebebasan tapi tidak ada seorangpun yang berhak merusak budaya kami. Kami ingin menciptakan masyarakat yang bisa diterima dan ini memotivasi polisi. Kami juga mendapat tekanan dari orangtua. Tapi kami tetap bertindak sesuai hukum.”

Sejak kampanye itu dimulai, polisi telah menangkap 1200 orang berdasarkan UU Pelanggaran Publik yang kejam. Polisi bisa menahan tanpa tuntutan selama 25 hari.

UU itu diperkenalkan tahun 70an dan terakhir diamandemen 20 tahun lalu.

“ Ini operasi sewenang-sewenang polisi Nepal. Ini tidak adil dan benar-benar tidak bisa diterima.”

Tanka Aryal adalah pengacara Mahkamah Agung Nepal.

Ia mengatakan kampanye polisi baru-baru ini mengekang hak konstitusi masyarakat.

“Anda punya kebebasan memilih kecuali pilihan saya merugikan hak orang lain, saya bebas untuk menggunakan hak saya. Dan saya tidak melihat punya rambut panjang atau memakai perhiasan atau tato di tubuh, melanggar hak orang lain. Kita  tidak bisa menyamaratakan semua masalah. Jika Anda menemukan satu orang bertubuh pendek melakukan kejahatan, hari berikutnya Anda tidak bisa menangkap semua orang pendek dan mengklaim ia mungkin penjahat.”
Polisi menyatakan kampanye itu awalnya mengikuti saran para orangtua dan para wali tapi Tanka tidak sepakat dengan alasan ini.

“Para wali mungkin ingin anak-anak mereka bercukur rapi dan  berambut pendek Tapi masyarakat kita berubah dan anak-anak punya pilihan yang berbeda. Dalam hal ini, kita harus menghormati pilihan dan kebebasan berekspresi masyarakat. Kita tidak bisa memaksakan keyakinan dan ide lama kita pada anak-anak muda dan membatasi ruang lingkup mereka.”

Dan sebagai bentuk protes, sebuah konser musik diadakan di samping Kantor Pusat Kepolisian Kathmandu.

Banyak musisi top Nepal bergabung dalam acara ini. Protes diakhiri dengan sebuah petisi yang ditandatangani dan ditujukan kepada Kepala Kepolisian dan mendesaknya untuk tidak mengulangi kampanye tersebut.

Sementara itu kelompok lain membuat halaman Facebook yang disebut "Bersama Melawan Kesewenang-wenangan Polisi".

Para mahasiswa hukum telah mengajukan kasus ini ke Mahkamah Agung melawan Kepolisian Nepal.

Dan di Pub Irlandia, Ashes mengatakan ia telah memasang foto rambut panjangnya di Twitter dan mengirimkannya kepada Perdana Menteri.

“Anda bisa lihat orang-orang yang berambut panjang, tindik dan tato itu berprofesi sebagai dokter, insinyur dan pilot. Kita ini berada di abad 21 tapi konsep polisi masih seperti di tahun 70an. Saya selalu merasa perlu ada perubahan di kepolisian. Kita butuh orang-orang yang berpikiran lebih terbuka di kepolisian. “



Rajan Parajuli
Nepal arrest
long hair crackdown

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...