HEADLINE

Hanya 5 Persen Perkebunan Sawit yang Dukung Konservasi Orangutan

"Penyebabnya proses konservasi orangutan berada di bawah kewenangan Pemerintah Pusat."

Teddy Rumengan

Hanya 5 Persen Perkebunan Sawit yang Dukung Konservasi Orangutan
Ilustrasi (Sumber: Yayasan BOS)

KBR, Balikpapan – Perusahaan perkebunan sawit di Kalimantan Timur maupun di Kalimantan Utara yang mendukung program konservasi orangutan tak sampai 5 persen. Peneliti dan Pemerhati Orangutan Yaya Yaradin mengatakan, mengungkapkan, penyebabnya, karena proses konservasi orangutan berada di bawah kewenangan Pemerintah Pusat. Sedangkan perusahaan perkebunan sawit mengacu pada kebijakan pemerintah daerah.

Menurut dia, program konservasi orangutan  penting karena membangun koridor yang menghubungkan kawasan konmservasi yakni ke taman nasional kutai, cagar alam, atau hutan lindung dengan perkebunan sawit.


Sehingga orangutan kemudian bisa berpindah dari perkebunan sawit ke kawasan konservasi yang akan menjamin keberadaan orangutan dari aksi pembantaian yang dilakukan perusahaan maupun masyarakat karena dianggap hama.


“Kalau perusahaan sawit disini ada 100 paling tidak sampai 5 persen yang komitmen ke konservasi orangutan. Itu sudah dari tahun 2011.  Penyebabnya simple, karena proses konservasi orangutan itu berada dibawah perlindungan pemerintah pusat. Sementara perkebunan sawit mengacu kepada kebijakkan-kebijakkan pemerintah daerah. Jadi sebetulnya yang harus mendorong program konservasi itu pemerintah daerah. Karena ijinnya dari pemerintah daerah,” kata Yaya Yaradin, Jumat (6/11).


Dia juga menyayangkan karena sejak tahun 2007 lalu, Pemerintah Pusat telah merancang program SERAK yakni Strategi rencana aksi konservasi orangutan yang akan berakhir tahun 2017. Namun sayangnya hingga ini program itu tak berjalan maksimal.


Pasalnya kata Yaya, hingga kini justru Pusat Rehabilitasi orangutan semakin banyak, atau orangutan yang dirawat di Pusat rehabilitasi juga terus bertambah.


Dia menambahkan, program konservasi orangutan tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri.  Bagaimana mendorong pihak swasta, peneliti, perguruan tinggi untuk sama-sama melakukan konservasi terpadu. 


Editor: Rony Sitanggang

  • konservasi orangutan
  • kebun sawit
  • Peneliti dan Pemerhati Orangutan Yaya Yaradin mengatakan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!