HEADLINE

Pandemi COVID-19 Perburuk Kesehatan Mental Anak

"Rumah juga belum tentu menjadi ruang aman bagi anak, sebab anak berpotensi menjadi korban kekerasan dari anggota keluarganya maupun kejahatan berbasis daring. "

Muthia Kusuma

kesehatan mental anak
Sejumlah siswa di SDN 1 Praja Taman Sari, Desa Wonuamonapa, Konawe, Sulawesi Tenggara tengah berlarian, pada Senin (13/7/2020). (Foto: ANTARA/Jojon)

KBR, Jakarta - Psikolog Forensik Reza Indragiri Amril mengungkap kesehatan mental anak lebih rentan terganggu tatkala pandemi Covid-19. Terlebih kondisi yang bak buah simalakama, yakni transisi dari pembelajaran jarak jauh menjadi pembelajaran tatap muka seperti saat ini. Salah satu penyebabnya ialah kurangnya ruang sosialisasi dan gerak anak bersama kawan sebayanya.

Reza menjelaskan, rumah juga belum tentu menjadi ruang aman bagi anak, sebab anak berpotensi menjadi korban kekerasan dari anggota keluarganya maupun kejahatan berbasis daring. Namun di sisi lain, pembelajaran tatap muka di sekolah juga membuat anak rentan tertular Covid-19.

"Perlu jadi keinsyafan bersama baik bagi orang tua dan juga bagi guru, bahwa situasi seperti sekarang tidak memunculkan beban akademis yang terlalu tinggi. Ini bukanlah masa yang tepat untuk memberikan muatan-muatan akademis seperti tempo dulu. Sebagai gantinya ini adalah momentum yang baik bagi sekolah dan juga melibatkan pihak keluarga untuk memasukkan materi-materi tentang kehidupan secara lebih banyak lagi ke dalam kurikulum. Isinya apa? tentang bagaimana mengenali stres, tentang bagaimana mengkomunikasikan suasana hati," kata Reza saat dihubungi KBR, Jumat, (17/9/2021).

Reza menambahkan, dia juga berharap agar setiap guru mampu menjadi guru bimbingan konseling setiap murid untuk mendengarkan keluh-kesah muridnya. Sembari terus-menerus memompa motivasi anak murid untuk tetap mengembangkan minat dan bakatnya.

Oleh karena itu, ia berharap agar orang tua maupun guru memperhatikan perubahan perilaku pada anak. Dia mendorong agar gangguan psikologis anak dapat terdeteksi lebih dini agar psikologi anak-anak tetap sehat selama pandemi Covid-19 ini.

Senada dengan Reza, Psikolog Tika Bisono menyebut perubahan perilaku anak dapat dilihat dari perilaku anak sehari-hari. Semisal perubahan pola tidur dan makan akibat gangguan psikis. Oleh karena itu, guna mengantisipasi gangguan psikologis pada anak selama pandemi, Tika menyarankan agar orang tua berpikir kreatif untuk mengganti kegiatan menyenangkan untuk anak yang bisa dilakukan di rumah.

"Misalnya mengubah satu ruangan kecil di rumah menjadi sekolah-sekolahan. Anak-anak yang di rumahnya punya taman, ubahlah menjadi Playground. Bisa main sepak bola atau apa bersama keluarga. Jadi anak-anak harus diajarin bahwa pandemi ya seperti ini nak," katanya.

Baca juga: Orang Tua Tak Beri Izin, Ratusan SMA/SMK di Banyuwangi Tidak Gelar PTM Terbatas

Baca juga: Pandemi Sebabkan Ratusan Anak di Banyuwangi Putus Sekolah

Menjelang hari kesehatan mental sedunia, Psikolog Tika menekankan pentingnya mengajari anak menjadi anak yang tangguh dalam menghadapi bencana. Tujuannya agar anak-anak tidak stres akibat situasi pandemi Covid-19. 

Ia pun mendorong agar para orang tua memotivasi anak untuk melawan virus Covid-19 dan memahami hidup dalam situasi bencana yang sudah berulangkali terjadi.

Editor: Fadli Gaper

  • pandemi covid-19
  • kesehatan mental
  • psikolog forensik

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!