BERITA

Pandemi Sebabkan Ratusan Anak di Banyuwangi Putus Sekolah

""Alasan mereka berhenti sekolah karena ekonomi. Sehingga orang tua tidak mampu membiayai anaknya sekolah," "

Hermawan Arifianto

Pandemi Sebabkan Ratusan Anak di Banyuwangi Putus Sekolah
ilustrasi sekolah tatap muka di masa pandemi covid-19. (Foto: Antara/jessica helena wuysang)

KBR, Banyuwangi - Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menyatakan angka anak putus sekolah di daerahnya terus meningkat. Peningkatan itu terjadi sejak awal pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno mengatakan, hingga pertengahan September ini ada sekitar 144 anak putus sekolah. Angka putus sekolah itu didominasi jenjang SMP dan SD.

"Alasan mereka berhenti sekolah karena ekonomi. Sehingga orang tua tidak mampu membiayai anaknya sekolah," katanya kepada KBR di Banyuwangi, Jumat (17/9/2021).

Saat ini, Dinas Pendidikan Banyuwangi meminta siswa yang putus sekolah itu kembali bersekolah. Agar angka anak putus sekolah di Banyuwangi tidak terus meningkat.

"Jika alasan siswa putus sekolah karena biaya, pemerintah akan berupaya untuk memberikan beasiswa melalui program-program Pendidikan yang sudah ada. Seperti program siswa asuh sebaya dan kartu Indonesia pintar," jelas Suratno.

Baca: Jokowi Ingin Santri di Pondok Pesantren Terproteksi dari Covid-19

Ia juga meminta kepala sekolah dan guru mempertahankan anak-anak yang sudah drop out Kembali bersekolah dan difasilitasi permasalahannya.

"Termasuk memotivasi siswa yang ada tetap bersekolah. Karena di masa pendemi ini, siswa rentan putus sekolah," kata Suratno.

Sedangkan bagi anak yang putus sekolah dan tidak memungkinkan untuk kembali bersekolah di sekolahan formal, Dinas Pendidikan bisa mengarahkan yang bersangkutan mengikuti sekolah kejar paket.

"Sehingga masyarakat tetap memperoleh Pendidikan yang setara," pungkas Suratno.


Editor: Kurniati Syahdan

  • pandemi covid-19
  • putus sekolah
  • banyuwangi
  • Diknas Banyuwangi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!