NASIONAL

20 Orang Tewas Akibat Longsor di Tana Toraja, Pencarian Dihentikan

"Dalam proses upaya pencarian dan pertolongan para korban, tim sedikit terkendala karena faktor cuaca."

Ardhi Ridwansyah

20 Orang Tewas Akibat Longsor di Tana Toraja, Pencarian Dihentikan
Ilustrasi bencana longsor di Tana Toraja. Foto: Antara

KBR, Jakarta– Puluhan orang tewas akibat bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu, 13 April 2024, pukul 22.30 WITA.

Bencana terjadi di dua titik, yakni Desa Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan dan Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale.

Para korban tewas, 16 di antaranya ditemukan di Desa Manggau Kecamatan Makale dan empat korban ditemukan di Desa Lembang Randan Baru, Kecamatan Makale Selatan.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, jumlah korban sudah sesuai laporan yang diteima tim gabungan. Itu sebab, pencarian korban kini juga dihentikan.

“Jadi, 20 korban yang ditemukan ini sudah menjawab data korban hilang yang dilaporkan sementara ke posko, tapi tidak menutup kemungkinan jika ada tambahan laporan warga yang menyatakan ada keluarga yang hilang maka pencarian akan dibuka kembali,” kata Abdul kepada KBR, Selasa, (16/4/2024).

BNPB telah melakukan rapat koordinasi terkait penanganan pasca-bencana tersebut.

“Pagi ini tim BNPB yang dipimpin deputi darurat sedang melakukan rapat koordinasi tanggap darurat untuk bencana longsor di Toraja setelah rapat koordinasi ini dilakukan peninjauan lokasi untuk melihat kira-kira apa yang perlu dilakukan untuk satu sampai dua minggu ke depan,” ujarnya.

Muhari menambahkan, sejauh ini warga terdampak masih bertahan di posko darurat yang didirikan di gereja setempat. Sementara itu, ada tujuh rumah yang tertimbun longsor, enam di Kecamatan Makale, dan satu di Kecamatan Makale Selatan.

Longsor

Sebelumnya, longsor di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan dipicu hujan berintensitas tinggi pada wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.

Dalam proses upaya pencarian dan pertolongan para korban, tim sedikit terkendala karena faktor cuaca.

Selain berkabut, hujan intensitas sedang hingga tinggi masih sering terjadi, sehingga tim gabungan harus menghentikan operasi pencarian dan pertolongan beberapa saat demi keamanan.

Di samping itu, proses pencarian dan pertolongan juga masih menggunakan alat seadanya. Medan yang terjal dan berada di lereng serta terputusnya akses menyulitkan alat berat untuk menerobos ke lokasi terdampak.

Berkat kerja sama tim gabungan dan warga setempat, maka seluruh rangkaian operasi pencarian dan pertolongan dapat dilaksanakan dengan baik.

Baca juga:

Waspada Risiko Bencana Mengintai Pemudik

Editor: Sindu

  • Longsor
  • Tana Toraja
  • BNPB

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!