BERITA

Kepolisian Sulut Tangkap Dua Kapal Pencuri Ikan asal Filipina

"“Telah ditangkap dua kapal motor penangkap ikan ilegal yang kedua-duanya merupakan kapal dari Filipina. Dengan kejadian penangkapan dekat di Pulau Miangas,”"

Zulkifli

Kepolisian Sulut Tangkap Dua Kapal Pencuri Ikan asal Filipina
Kapal ikan pencuri ikan asal Filipina ditangkap satpolair Polda Sulawesi Utara. (Foto: KBR/Zulkifli M.)



KBR, Manado– Kapal Patroli Polisi Air ( Polair ) milik Kepolisian Sulawesi Utara   menangkap Kapal  ilegal penangkap ikan milik negara tetangga Filipina. Juru Bicara Kepolisian Sulut   Mardjuki mengatakan, Kapal Patroli Polair KP XV 214 yang tengah melakukan patroli perbatasan,   menemukan dua  kapal ikan Filipina sedang menangkap ikan di wilayah perairan indonesia.

“Telah ditangkap dua kapal motor penangkap ikan ilegal yang kedua-duanya merupakan kapal dari Filipina. Dengan kejadian penangkapan dekat di Pulau Miangas,” ujar Jubir Polda Sulut,  Mardjuki.


Kata Mardjuki, kedua kapal milik Filipina tersebut adalah KM. Grazia, GT 5, kapal penangkap ikan jenis Pambot dan KM. Debay, GT 3, tanpa bendera kebangsaan asal Filipina. kedua kapal tidak memiliki Surat Izin Penangkapan Ikan ( SIPI ). Kepolisian juga menahan   15 anak buah kapal dan   nakhoda kapal KM Grazia atas nama RN Alias Rasel, Warga Negara   Indonesia yang lahir di Filipina. Selain itu menahan  nakhoda kapal KM Debay atas nama Bimbo Cano alias Toi, Warga Negara Filipina.


Lanjut Mardjuki, sewaktu ditangkap pada Jumat (21/10) lalu, kedua kapal tersebut bermuatan ikan ilegal hasil tangkapan di perairan Indonesia. Sekarang kapal dan para tersangka telah ditahan di Markas Besar Polair Kota Bitung untuk diproses hukum.


Editor: Rony Sitanggang

  • kapal ikan pencuri ikan asal filipina
  • Jubir Polda Sulut
  • Mardjuki
  • KM Grazia asal filipina
  • KM Debay asal filipina

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!