BERITA

Ini Buruan Utama Satgas Tinombala di Poso

""Tinombala sudah ada yang tertangkap satu lagi kemarin bernama Sobron. Saya kira tinggal sebelas kalau tidak salah. ""

Gilang Ramadhan

Ini Buruan Utama Satgas Tinombala di Poso
DPO kasus terorisme di Poso, Sulteng. (Foto: Antara)



KBR, Jakarta- Satgas Tinombala masih memburu 11 DPO tersangka kasus teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Kepala Polri, Tito Karnavian mengatakan, saat ini pentolan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora, menjadi sasaran utama perburuan.

"Tinombala sudah ada yang tertangkap satu lagi kemarin bernama Sobron. Saya kira tinggal sebelas kalau tidak salah. Tapi target utama kita yang namanya Ali Kalora," kata Tito di Rumah Sakit Polri, Selasa (20/09/16).


Ali Kaloran diduga mempunyai peran sentral dalam kelompok MIT. Oleh karena itu, Tito menegaskan, operasi Tinombala tetap dilaksanakan sampai satu setengah bulan kedepan. Ia meminta sisa anggota MIT lainnya untuk menyerahkan diri.


"Kita harapkan mereka sebenarnya untuk turun gununglah. Sama seperti Basri turun gunung. Untuk apa mereka melakukan kegiatan-kegiatan tersebut yang merugikan diri sendiri maupun masyarakat," harapnya.


Mabes Polri akan melakukan analisia dan evalusi terhadap operasi gabungan Polri dan TNI ini dalam waktu dua bulan ke depan. Tito mengatakan, operasi ini akan diakhiri jika perburuan terhadap kelompok teroria MIT di Poso dianggap cukup. Sedangkan perburuan terhadap tersangka teroris lainnya akan dikembalikan ke operasi rutin biasa.


"Tapi kalau kita anggap masih perlu pengejaran, kita akan lanjutkan operasi Tinombala," ujar Tito.

Baca: Satgas Tinombala tangkap Basri

Operasi Tinombala  dimulai Januari 2016 lalu. Operasi ini merupakan operasi gabungan TNI dan Polri untuk mengejar kelompok teroris MIT dan jaringannya.


Editor: Rony Sitanggang

  • Mujahidin Indonesia Timur
  • Kapolri Tito Karnavian
  • Ali Kalora

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!