BERITA

Ratusan SMP di Jombang Tak Sanggup Gelar UNBK

" Sebagian besar sekolah tidak sanggup menggelar UNBK karena minim sarana dan prasarana seperti komputer dan server. Karena itu sekolah-sekolah tersebut hanya menggelar UN dengan sistem manual."

Muji Lestari

Ratusan SMP di Jombang Tak Sanggup Gelar UNBK
Siswa menggelar simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (Foto: Hikmah/KBR)


KBR, Jombang – Sebanyak 141 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jombang, Jawa Timur, dipastikan tidak dapat menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), yang dilaksanakan mulai Selasa, 2 Mei besok.  

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Budi Nugroho mengatakan dari 161 sekolah SMP yang ada di Jombang, hanya 20 sekolah yang siap menggelar UNBK, terdiri dari enam SMP negeri dan 14 SMP swasta.


Sebagian besar sekolah lainnya, kata Budi, tidak sanggup menggelar UNBK karena minim sarana dan prasarana seperti komputer dan server. Karena itu sekolah-sekolah tersebut hanya menggelar UN dengan sistem manual.


"Penyediaan sarana prasarana sekolah sementara ini hanya mengandalkan dana BOS. Dan dana BOS itu tidak mencukupi untuk bisa menyediakan peralatan untuk UNBK. Kalau sekolah swasta mungkin lebih mudah karena penggalangan dana swasta lebih leluasa, nggak ada pengaruhnya dengan pungli-punglian," kata Budi Nugroho, Senin (1/5/2017).


Budi mengatakan syarat utama agar sekolah bisa menggelar UNBK adalah tersedianya komputer dalam jumlah minimal sepertiga dari jumlah total peserta ujian nasional di sekolah itu, diserta jaringan internet. Namun, kata Budi, rata-rata sekolah yang belum bisa menggelar UNBK berada di pedesaan yang belum tersedia jaringan internet.


Ujian Nasional tingkat SMP dan sederajat akan berlangsung pada Selasa (2 Mei) hingga Kamis (4 Mei) dan 15 Mei.  Di Jombang, ada 161 SMP sederajat, baik Negeri maupun swasta dengan jumlah siswa hampir sepuluh ribu yang peserta UN.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • UNBK
  • jombang
  • jawa timur
  • dinas pendidikan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Rovi6 years ago

    Lebih baik sistem manual saja. Semua Sekolah bisa mengikuti, baik di kota maupun di desa. Serta menghindari Pungutan2 yg di beri judul Sumbangan suka rela, padahal itu adalah pungutan yang dipaksakan.