HEADLINE

PCNU Cilacap: HTI dan Aliran Wahabi Lebih Berbahaya bagi NKRI daripada Neo Komunisme

PCNU Cilacap: HTI dan Aliran Wahabi Lebih Berbahaya bagi NKRI daripada Neo Komunisme


KBR, Cilacap – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cilacap memilih tidak menghadiri undangan pernyataan sikap antikomunisme dan anti-Syiah yang diadakan Forum Umat Islam (FUI) Cilacap, Jawa Tengah.

FUI dan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) Cilacap menggelar pernyataan sikap "Ganyang Komunis dan Syiah dari Bumi Indonesia" pada Rabu (8/2/2017).


Sekretaris PCNU Cilacap, Khazam Bisri mengatakan terkait ideologi berbahaya, komunisme memang pernah memiliki sejarah buruk di Indonesia. Akan tetapi, ideologi komunis kini sudah tidak laku lagi dan tidak bisa hidup lagi di Indonesia.


Khazam Bisri mengatakan upaya menghidupkan isu komunisme gaya baru (neo-komunisme) hanya diembuskan pihak-pihak tertentu tanpa data yang akurat. Bahkan, kata Khazam, isu komunisme di Indonesia tidak sebesar upaya kelompok-kelompok wahabi dan salafi yang berniat mengganti sistem kenegaraan Indonesia menjadi khilafah.


Baca juga:


Mengenai masalah Syiah, Khazam Bisri mengakui ada akidah dari aliran Syiah yang berbeda dengan Islam Sunni. Namun, dalam konteks ini Syiah tidak membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Khazam mengatakan kebencian pihak tertentu terhadap Syiah tidak bisa dilepaskan dari pertarungan dua ideologi politik arus besar di Timur Tengah, antara Arab Saudi yang beraliran Sunni dan Iran dengan Syiah. Dua negara itu dianggap tengah berebut pengaruh politik.


Kelompok masyarakat di Indonesia yang memusuhi Syiah secara vulgar, kata Khazm Bisri, secara tidak sadar sudah terperangkap dalam pertarungan politik dua negara Timur Tengah itu. Sebab, kelompok lain yang lebih berbahaya menurut dia juga tumbuh berkembang di Indonesia. Misalnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) maupun aliran Wahabi lain yang berniat mengganti Pancasila dengan Syariat Islam.


"Ini tidak adil. Banyak kelompok yang merongrong NKRI dan anti-Pancasila. Entah itu Wahabi, Salafi. Tetapi kenapa teman-teman (FUI dan FKPPI) hanya (mengangkat) komunis dan Syiah? Katanya, yang lain itu lebih membahayakan. HTI sudah secara vulgar menyatakan khilafah, kenapa (tidak ditolak juga) kaya gitu? NU tidak mau terlibat ini. NU tidak akan masuk konflik Wahabi dan Syiah. Bagi kita neo-komunisme itu tidak ada. Mungkin ada, tapi tidak segencar apa yang dilakukan HTI, Wahabi dan Salafi yang merongrong NKRI," kata Khazam Bisri, Rabu malam (8/2/2017).


Baca juga:


Syia perlu dilindungi  

Lebih lanjut Khazam Bisri mengatakan, bagaimanapun Syiah adalah kelompok di Indonesia yang menganut paham keberagaman. Ia menyatakan Syiah tak perlu dimusuhi. Justru lantaran minoritas, NU Cilacap menganggap Syiah perlu dilindungi asal tidak merongrong NKRI.

Sikap FUI

Sebelumnya, dalam konferensi pers pernyataan bersama FUI dan FKPPI Cilacap, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Front Pembela Islam (FPI) Cilacap, Kholidin mengatakan sudah mengundang sejumlah ormas Islam, termasuk PCNU Cilacap. Namun, perwakilan NU tak hadir.

Kholidin mengatakan sudah bertemu Pengurus NU Cilacap, untuk ber-tabayyun dan mengajak NU turut dalam pernyataan bersama. Namun, PCNU bersikap untuk tak hadir.


Dalam konferensi pers tersebut, hadir perwakilan FPI Cilacap, FUI Cilacap, FKPPI Cilacap, dan Muhammadiyah Cilacap. Sedangkan Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Cilacap dan PCNU Cilacap tak hadir dalam pernyataan bersama menolak komunisme dan Syiah.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • PCNU
  • Nahdlatul Ulama
  • neo-komunisme
  • komunisme
  • Syiah
  • Cilacap
  • Jawa Tengah
  • PKI
  • FUI
  • FPI

Komentar (6)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • anto7 years ago

    Jika mengaku orang Islam, maka hendaklah mau diatur oleh hukum Islam. Ini adalah konsekuensi dari ikrar SYAHADAT kita.

  • aisyah m yusuf7 years ago

    ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ “Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, I/379, no. 3600. Syaikh Ahmad Syakir mengatakan bahwa sanadnya shohih). Wajib bagi generasi setelah sahabat mengikuti jalan para sahabat Nabi. وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. [At Taubah:100]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ “Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertaqwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun (dia) seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada Sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan giggitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat”. [HR Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi 2676; Ad Darimi; Ahmad, dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah]. Muhammad bin Sirin rahimahullah, ia berkata: كَانُوْا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ عَلَى الطَّرِيْقِ مَا كَانُوْا عَلَى الْأَثَرِ “Orang-orang dahulu mengatakan, sesungguhnya mereka (berada) di atas jalan (yang lurus) selama mereka meniti atsar (riwayat Salafush Shalih)”. [Al Muntaqa Min Syarh Ushulil I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, hlm. 42, no. 36] Al Auza’i rahimahullah, ia berkata: اِصْبِرْ نَفْسَكَ عَلَى السُّنَّةِ , وَقِفْ حَيْثُ وَقَفَ الْقَوْمُ , وَقُلْ بِمَا قَالُوْا وَكُفَّ عَمَّا كَفُّوْا عَنْهُ , وَاسْلُكْ سَبِيْلَ سَلَفِكَ الصَالِحِ فَإِنَّهُ يَسَعُكَ مَا وَسَعَهُمْ “Sabarkanlah dirimu (berada) di atas Sunnah. Berhentilah di tempat orang-orang itu (Ahlus Sunnah, Salafush Shalih) berhenti. Katakanlah apa yang mereka katakan. Diamlah apa yang mereka diam. Dan tempuhlah jalan Salaf (para pendahulu)mu yang shalih, karena sesungguhnya akan melonggarkanmu apa yang telah melonggarkan mereka”. [Al Muntaqa Min Syarh Ushulil I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, hlm. 56; Al Ajuri di dalam Asy Syari’ah, hlm. 58; Limadza, hlm. 104]. Dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu: مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتِنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، فَإِنَّ الْحَيَّ لَا تُؤْمَنُ عَلَيْهِ الْفِتْنَةُ، أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانُوْا أَفْضَلَ هَذِهِ الأُمَّةِ، وَأَبَرَّهَا قُلُوْباً، وَأَعْمَقَهَا عِلْماً، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفاً، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ، وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ، وَاتَّبِعُوْهُمْ فِيْ آثَارِهِمْ، وَتَمَسَّكْوْا بِمَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ أَخْلَاقِهِمْ وَدِيْنِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ “Barang siapa di antara kalian ingin mengikuti sunnah, maka ikutilah sunnah orang-orang yang sudah wafat. Karena orang yang masih hidup, tidak ada jaminan selamat dari fitnah (kesesatan). Mereka ialah sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Mereka merupakan generasi terbaik umat ini, generasi yang paling baik hatinya, yang paling dalam ilmunya, yang tidak banyak mengada-ada, kaum yang telah dipilih Allah menjadi sahabat Nabi-Nya dalam menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, ikutilah jejak mereka, berpegang teguhlah dengan akhlak dan agama mereka semampu kalian, karena mereka merupakan generasi yang berada di atas Shirâthal- Mustaqîm.”

  • Bobo6 years ago

    Kepemimpinan Islam adalah perintah Allah bagi muslim. Muslim yg anti berarti tdk menjalankan Al Quran dan Hadist secara kaffah terlaknat dari Allah

  • Sumur6 years ago

    NU SEMAKIN JAUH DARI ISLAM

  • aisyah m yusuf6 years ago

    Umat Islam telah terperosok ke dalam sistem kehidupan berasaskan paham sekularisme. https://bogotabb.blogspot.co.id/

  • Arky Darmawan6 years ago

    Islam ya Islam. Landasannya? Qur'an dan Sunnah, serta Ijma Jumhur Ulama (Berdasarkan Qur'an dan Sunnah).