BERITA

Kapal Zahro Terbakar, Kepolisian Telah Identifikasi 3 Korban

""Tjung Tho Kie yang dikenali lewat tanda primer berupa gigi palsu yang terpasang di rahang atas dan kanan bawah.""

Ade Irmansyah, Dian Kurniati

Kapal Zahro Terbakar, Kepolisian Telah Identifikasi 3 Korban
Kapal Zahro Expres. (Foto: Antara)


KBR, Jakarta- Kepolisian Jakarta telah mengidentifikasi tiga  korban meninggal akibat terbakarnya Kapal Zahro Expres. Kepala Kepolisian Jakarta, Mochamad Iriawan mengatakan ketiga jenazah tersebut berjenis kelamin perempuan dengan identitas Dewi asal Jakarta, Nia Kurniawati asal Bandung, dan Tjung Tho Kie. Kata dia, ketiga jenazah ini bakal diserahkan kepada keluarganya hari ini juga.

"Dari 20 korban terbakar, polisi sejauh ini baru berhasil mengidentifikasi tiga jenazah saja. Korban pertama adalah Dewi (35 tahun) yang teridentifikasi lewat tanda sekunder berupa gelang kaki, tinggi badan, dan jenis kelamin. Korban kedua adalah Nia Kurniati (33) yang teridentifikasi lewat tanda sekunder berupa tinggi badan dan kondisinya yang tengah hamil tiga bulan. Korban berikutnya adalah Tjung Tho Kie yang dikenali lewat tanda primer berupa gigi palsu yang terpasang di rahang atas dan kanan bawah. Sementara tanda sekundernya berupa jenis kelamin perempuan serta cincin dan gelang yang melekat di tubuhnya," ujarnya kepada wartawan di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta Timur, Senin (02/01).


Kata tim DVI masih terus mengupayakan proses identifikasi sisa 17 jenazah lagi. Kata dia, jika data primer dan sekunder dari korban tidak ditemukan lagi, maka kepolisian baru akan melakukan tes DNA. Kata dia, proses tes DNA memakan waktu 5 sampai 7 hari. Kata dia kondisi jenazah mengalami luka bakar hampir 100% mengakibatkan sulitnya tanda primer dan sekunder diketemukan.


"Keluarga yang masih menunggu, mohon bersabar. Tim DVI (Disaster Victim Identification) sedang bekerja. Keadaan jenazah sangat memprihatinkan, sehingga sangat susah kita ungkap identitas secepatnya," ujarnya.


Terkait penyelidikan kasusnya kata dia, kepolisian masih belum menentukan siapa yang bertanggung jawab  untuk dijadikan tersangka. Kata dia, penyelidikan masih terus dilakukan hingga saat ini. Kapolda menjelaskan pemeriksaan dilakukan kepada nakhoda kapal, ABK, hingga ke petugas syahbandar Muara Angke.


"Kami masih selidiki, jadi kami belum bisa memberikan keterangan apapun soal ini. Yang pasti, menurut keterangan beberapa korban yang selamat, Nakhoda justru turun paling terakhir. Tetapi di sisi lain ada perbedan manifes data penumpang antara yang tercatat dengan yang ada di dalam kapal. Saya mohon awak media bersabar," tambahnya.


Pencarian Korban


Kepala Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas), FH. Bambang Soelistyo menyatakan pencarian korban di hari kedua ini tak membuahkan hasil. Bambang mengatakan, operasi pencarian itu berlangsung di empat sektor.


Kata dia, Basarnas juga sudah menerjunkan 15 penyelam untuk mencari korban di dalam air.


"Operasi hari ini, hari kedua dan seterusnya sasaran operasi dalam memastikan apakah iya angka 16 atau 17 itu masih menjadi korban yang harus kami dicari. Oleh karena itu, untuk menjawab itu, semua unsur gabungan, melakukan pencarian di empat sektor. Di empat sektor itu, ada penyelaman di titik di mana kapal itu terbakar. Dari penyelaman hari ini, tiga period, tidak menemukan korban atau dugaan korban di dasar laut," kata Bambang di Pelabuhan Muara Angke, Senin (02/01/17).


Bambang mengatakan, pencarian korban itu berlangsung di wilayah seluas 151 mil persegi atau nautical miles per square. Dia berkata, penghitungan itu sudah menggunakan aplikasi yang mempertimbangkan semua aspek, misalnya soal kecepatan arus, ketinggian gelombang, dan kekuatan angin. Kata dia, pencarian itu akan berlangsung hingga hari ketujuh, sesuai dengan standar operasional Basarnas.


Bambang berujar, tim penyelam hari ini terdiri dari 15 orang, yang dibagi dalam tiga kali penyelaman. Kata dia, tak ada kendala berarti dalam penyelaman tersebut, kecuali jarak pandang di dalam air yang hanya satu hingga dua meter.


Bambang Soelistyo memperkirakan pencarian korban tenggelamnya kapal Zahro Expres  pada hari ketiga besok akan lebih terfokus di permukaan air laut. Bambang mengatakan, berdasarkan pengalaman Basarnas, pada hari ketiga atau keempat, korban yang tenggelam di air laut akan mulai mengapung ke permukaan.


Kata dia, meski tetap menerjunkan penyelam, pencarian korban akan lebih terfokus di permukaan air laut.


"Besok akan kami teruskan, saya akan tambahkan penyelam lima lagi menjadi 20, dengan sektor penyelaman masih sama. Biasanya hari ketiga atau empat, kalau keluarga kita yang menjadi korban berada di dasar laut, mereka pada hari ketiga atau keempat, mulai mengapung. Maka besok, para unsur-unsur pencari permukaan, harus kerja keras mencari di area misi kita, siapa tahu memang ada yang mengapung di hari ketiga dan keempat," kata Bambang di Pelabuhan Muara Angke, Senin (02/01/17).


Bambang mengatakan, pencarian korban untuk hari ketiga besok tak banyak berubah dibanding hari ini. Kata dia, perbedaannya hanya soal penambahan penyelam yang akan bekerja di kedalaman 15 meter. Adapun area pencarian korban juga tetap, yakni 151 mil persegi atau nautical miles per square, karena ketentuan itu berlaku 18 jam sejak diberlakukan siang tadi.


Bambang berujar, pencarian korban Zahro Expres  akan dimulai pada pukul 06.00. Kata dia, besok akan menjadi hari yang penting, karena tim pencari sangat berfokus di dalam dan permukaan air laut untuk mencari sekitar 17 orang yang hingga kini dinyatakan hilang.


Pencarian korban juga akan tetap melibatkan berbagai pihak. Kata Bambang, tim gabungan itu misalnya dari Kepolisian Air, TNI Angkatan Laut, Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta. 


Editor: Rony Sitanggang

  • Kapal Zahro Express
  • Kepala Kepolisian Jakarta
  • Mochamad Iriawan
  • Kepala Basarnas FH. Bambang Soelistyo

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!