HEADLINE

Simposium Anti-PKI, Eks Ketua MUI Serukan Jihad

""Kalau engkau berani bangkit jawaban satu, Jihad! Allahu Akbar,""

Randyka Wijaya

Simposium Anti-PKI, Eks Ketua MUI Serukan Jihad
Ilustrasi (Foto: Tom Lin, CC)

KBR, Jakarta- Bekas Ketua  Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengancam akan berjihad apabila Partai Komunis Indonesia (PKI) kembali bangkit. Bekas Ketua  MUI,   Cholil Ridwan juga mengatakan tiada maaf bagi PKI.


"PKI adalah komunis. PKI sudah tiga kali berontak, tahun 1926, 1948 dan tahun 1965 maka kalau ada usulan Indonesia minta maaf  kepada PKI. Maka saya katakan tiada maaf bagimu PKI. Kalau engkau berani bangkit jawaban satu, Jihad! Allahhu Akbar," kata Cholil Ridwan di Balai Kartini Jakarta, Rabu (01/06/2016).


Bekas Ketua MUI itu menceritakan kepada peserta diskusi mengenai kekejaman PKI. Pada 1948 ulama-ulama dibunuh oleh PKI di rumah jagal.


"Setiap pagi diabsen, yang namanya disebut disembelih oleh PKI, kamar penyembelihan darahnya sudah setinggi mata kaki," klaimnya.


Menurut dia, PKI sudah difatwa haram pada 1957 oleh para ulama. Bahkan, kata dia, fatwa itu juga melarang perkawinan antara umat Muslim dengan warga PKI.

Maaf

Bekas Wakil Presiden Try Sutrisno menyerukan kepada peserta simposium Anti-PKI untuk tidak meminta maaf kepada korban 1965. Dia heran apabila negara dituntut untuk minta maaf.


"Lebih mengherankan lagi, bahkan ada tuntutan agar negara cq pemerintah meminta maaf, kepada mereka yang menjadi korban dari reaksi masyarakat, yang justru telah terlebih dahulu menjadi korban kekeraaan yang disebut sebagai aksi sepihak. Dulu sebenarnya masyarakat kita itulah yang menjadi aksi sepihak PKI, kok sekarang minta supaya kita minta maaf. Kita harus menyatakan menolaknya dengan tegas," kata Try Sutrisno di BalI Kartini Jakarta, Rabu (01/05/2016).


Ia mengklaim aksi yang berlangsung belakangan ini terasa sangat berlebihan. Dia juga menuding penyebarluasan literatur Marxisme-Leninisme/Komunisme dan mendistribusikan atribut PKI dilakukan para pendukungnya. Selain itu, ada upaya untuk menggugat TAP XXV/MPRS/1966 soal PKI.


Mertua Menteri Pertahanan itu juga mengkritik sidang IPT 65 di Den Haag, Belanda dan pelaksanaan simposium tragedi 1965 di Hotel Aryaduta.


"Jelas terkesan memberi angin kepada kepada aksi pendukung PKI ini," pungkasnya.


Hari ini, Try Sutrisno menjadi pembicara kunci sekaligus pembuka simposium tandingan bertajuk "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain".

Editor: Rony Sitanggang 

  • tragedi65
  • Bekas Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
  • Cholil Ridwan
  • Bekas Wakil Presiden Try Sutrisno
  • simposium mengamankan pancasila dari pki

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!