NASIONAL

Menkeu Ingatkan Risiko dan Tekanan Global

""Kemenkeu membuat forecast di atas 5 persen, 5,17 persen. Di mana inflasi masih tetap terkendali.""

Astri Septiani

Menkeu Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa  di Jakarta, Jumat (26/04/
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (26/04/24). (Antara/Bayu Pratama)

KBR, Jakarta-  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut risiko dan tekanan global memberikan pengaruh negatif kepada perekonomian dan keuangan global. Ia menyebut hal ini mesti waspadai Indonesia baik dalam bentuk harga komoditas, suku bunga maupun dari sisi nilai tukar dan arus modal.

Sri mengklaim  pertumbuhan ekonomi RI masih relatif tangguh.

"Pertumbuhan ekonomi kita relatif resilient. Untuk Q1 tadi saya sampaikan Kemenkeu membuat forecast di atas 5 persen, 5,17 persen. Di mana inflasi masih tetap terkendali. Jadi ini adalah sesuatu yang harus kita syukuri, namun harus kita jaga karena situasi berubah cepat," kata Sri pada konferensi pers APBN Kita (26/04/24).

Kata dia hingga maret, kinerja APBN masih sesuai jalur. 

Pemerintah mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun hingga Maret 2024. 

Baca juga:

Kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pemerintah terus merespon dan melaksanakan berbagai kemungkinan penyesuaian dengan perubahan lanskap perekonomian global yang sangat dinamis.

"APBN sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, terus menjadi shock absorber di mana APBN diandalkan untuk melindungi masyarakat menjaga stabilitas dan kinerja ekonomi. Namun pada saat yang sama APBN harus terus dijaga sustainability dan kesehatannya," pungkasnya.

Editor: Rony Sitanggang

  • Palestina
  • Israel
  • Menkeu Sri Mulyani
  • risiko global
  • tekanan global
  • APBN

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!