BERITA

Laguna Segara Anakan Cilacap Diproyeksikan Jadi Laboratorium Alam

"Laguna Segara Anakan memiliki 28 jenis mangrove yang merupakan jenis terbanyak di Indonesia"

Muhamad Ridlo Susanto

Laguna Segara Anakan Cilacap Diproyeksikan Jadi Laboratorium Alam
Pemetaan Laguna Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah menggunakn drone. Foto: Ridlo Susanto

KBR, Cilacap – Kawasan Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah bakal ditetapkan sebagai laboratorium alam tahun ini. Penetapan ini diinisiasi oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Menurut Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pengelola Sumberdaya Segara Anakan (DKP DPPSA) Cilacap, Supriyanto, laguna ini layak ditetapkan sebagai laboratorium alam karena memiliki kawasan hutan mangrove terluas di Pulau Jawa. Bahkan pada masa lalu, Laguna Segara Anakan merupakan salah satu hutan mangrove yang terluas dan terlengkap di Asia. Menurutnya, sejumlah pihak bakal dilibatkan, antara lain Kementerian Kelautan Perikanan, Kemenristek Dikti, Perguruan Tinggi dan sejumlah lembaga penelitian lain.

"Mudah-mudahan ini juga disambut baik oleh Menristek sebagai kawasan techno park. Rapat awal di Lapan, kita sudah membahas untuk segera melaunching Laboratorium Alam Laguna Segara Anakan," ujarnya saat ditemui KBR, Rabu, 13 April 2016.

Supriyanto menjelaskan, Laguna Segara Anakan memiliki 28 jenis mangrove yang merupakan jenis terbanyak di Indonesia. Dengan luas mencapai enam hektar, kawasan mangrove diharapkan bisa memberi sumbangsih ilmu pengetahuan untuk Indonesia dan dunia. Sedangkan tantangan yang perlu dihadapi adalah mengurangi laju kerusakan akibat sedimentasi.

Pada 1930-an luas perairan Laguna berkisar 6000 hektar lebih. Namun, kini tinggal 800an hektar saja. Itu pun sebagian areanya menjadi pulau sedimentasi.


Editor: Damar Fery Ardiyan

  • Laguna Segara Anakan
  • cilacap

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!