HEADLINE
Kapal Zahro Terbakar, Polisi Ancam Jemput Paksa Pemilik
""kalau pemanggilan kedua tidak datang kita jemput paksa," "
Yudi Rachman, Ninik Yunhiati, Ika Manan
KBR, Jakarta- Kepolisian akan melakukan penjemputan paksa terhadap pemilik kapal Zahro Express yang terbakar pada pekan lalu di perairan Teluk Jakarta. Menurut Direktur Polisi Air Polda Metro Jaya Hero Hendrianto Bachtiar, kepolisian sudah melakukan pencarian dan menemukan pemilik kapal yang diketahui milik persorangan atas nama Yodi Mutiara Prima.
"Belum, masih dicari, sudah panggilan kedua. (Ada upaya untuk melakukan pencegahan dan pemanggilan paksa?) Belum, kalau pemanggilan kedua tidak datang kita jemput paksa," jelas Direktur Polisi Air Polda Metro Jaya Hero Hendrianto Bachtiar kepada KBR, Kamis (5/1/2016).
Hero Hendrianto Bachtiar menambahkan, saat ini kepolisian sedang melakukan olah kejadian perkara kapal Zahro Express bersama tim forensi Polri dan KNKT.
"Sementara ini kegiatan kita melaksanakan olah barang bukti kapal bersama tim labfor," jelasnya.
Lebih lanjut Hero menjelaskan, terkait tidak ada pengecekan dari Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) soal kelebihan penumpang yang diangkut Zahro Express. Hero menolak berkomentar karena terkait materi penyidikan.
"Saya belum bisa komentar untuk itu karena masuk materi penyidikan," ungkapnya.
Olah TKP
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri melakukan olah TKP KM Zahro Express pagi ini di Kali Asin, Jakarta Utara. Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT Aldrin mengatakan, olah TKP hari ini bertujuan untuk mencari penyebab terbakarnya kapal.
Kata dia, sebanyak 5 personil yang diterjunkan untuk memeriksa bangkai kapal.
"Olah TKP, seluruh isi bangkai kapal ini akan kita teliti kita lihat semua. Memang kalau kita rasa ada diperlukan barang bukti, yang akan kita ambil, kita ambil untuk diperiksa di tempat yang lebih detail atau juga untuk di laboratorium," kata Aldrin di Kali Asin, Jakarta Utara, Kamis (5/1/2017).
Ketua Tim Investigasi KNKT, Aldrine
Dalimunte mengatakan, pemeriksaan itu akan fokus pada ruang mesin kapal.
Timnya juga
akan mengumpulkan barang bukti untuk melengkapi informasi investigasinya
terkait penyebab terbakarnya kapal penumpang pada Minggu (1/1/2017)
pekan lalu itu.
"Kami akan mencari barang bukti. Pokoknya seluruh yang ada di bangkai
kapal itu, di ruang mesin, termasuk kami mencari barang bukti,"
imbuhnya.
Rabu (4/1/2017) kemarin, tim investigasi KNKT juga turun ke Pulau
Harapan, Kepulauan Seribu untuk memeriksa tempat yang diduga sebagai
pembuat Zahro Express. Namun Aldrine enggan memerinci hasil pemeriksaan
itu. Ia hanya mengatakan, dalam kunjungannya itu tim belum menemukan
kapal yang sejenis dengan Zahro Express.
"Kemarin kami tidak menemukan (kapal yang) sejenis makanya kami dalam
satu atau dua hari ini akan merancang investigasi lanjutan lagi. Karena
kemarin waktunya terbatas."
Kapal produksi 2013 ini mendapatkan perpanjangan izin kelaikan berlayar
dari KSOP Muara Angke pada 22 Desember 2016 dan berlaku hingga 6 bulan
ke depan. Namun Awal Januari lalu, kapal terbakar saat hendak menuju
Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Insiden itu mengakibatkan 23 orang tewas
dan puluhan lain luka-luka.
Penyelidikan awal KNKT menemukan, hanya ada satu mesin dan satu genset
pada kapal. Padahal, kapal dilengkapi AC sehingga dengan begitu
memungkinkan kebutuhan daya listrik yang lebih besar. Kini KNKT tengah
mempelajari ruang mesin kapal dan, menghitung kesesuaian daya listrik
dengan penggunaan kapal sehari-hari.
Mengingat usia kapal yang baru tiga tahun, KNKT menduga ada kesalahan pada perawatan mesin kapal dan pengawasan. Namun dugaan ini harus dipastikan dengan melihat catatan pelayaran dan keterangan dari kru, nakhoda serta pemilik Zahro Express.
Kapasitas Penumpang
Anak buah kapal Zahro Express Misan memastikan tidak ada pengecekan jumlah kapasitas penumpang dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) pada saat berangkat. Kata Misan, kapal Zahro Express mendapatkan limpahan penumpang dari kapal lain sehingga jumlah penumpang mencapai sekitar 230 orang.
"60an lebih, tumpahannya bareng. 67 itu yang sedang dikembangin. (Kalau ditambah dengan Zahro Express sendiri itu kira-kira berapa?) Itu bisa 230 penumpang bisa," jelas Anak Buah Kapal KM Zahro Express Misan kepada KBR, Kamis (5/1/2016).
Misan menambahkan, jumlah pelampung mencukupi dengan jumlah penumpang. Namun kata dia, penumpang tidak mau menceburkan diri ke laut karena takut.
"Pelampung banyak, sampai terinjak-injak. Salahnya itu yang pakai pelampung itu tidak mau nyebur, mau bareng-bareng pada numpuk di depan. Disuruh nyebur susah, padahal sudah pakai safety. Makanya saya nyebur terakhir itu lihat keluarga bawa bayi, saya ceburin semua, anak satunya tenggelam. Saya rebut pelampungnya, saya selamatkan menuju ke orang tuanya," jelasnya.
Editor: Rony Sitanggang
- Kapal Zahro Express
- Ketua tim investigasi KNKT Aldrin Dalimunte
- Direktur Polisi Air Polda Metro Jaya Hero Hendrianto Bachtiar
- Anak buah kapal Zahro Express Misan
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!