Libatkan 7 Negara, NTT Tuan Rumah Festival Budaya Melanesia
Festival akan digelar 26-30 Oktober mendatang. Festival rencananya diikuti tujuh negara, yaitu Fiji, Indonesia bagian Timur, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Kaledonia Baru dan Timor Leste.

Museum Budaya NTT dipersiapkan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Festival Budaya Melanesia. (Foto: tourism.nttprov.go.id)
Festival yang merupakan kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini akan digelar 26 hingga 30 Oktober mendatang. Direktorat Diplomasi Budaya di Kemdikbud mengangkat tema Melanesia, untuk menunjukan kepada dunia bahwa Melanesia kaya akan ragam budaya.
Festival rencananya diikuti tujuh negara, yaitu Fiji, Indonesia bagian Timur, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Kaledonia Baru dan Timor Leste.
Pemerintah NTT menyiapkan empat lokasi untuk penyelenggaraan Festival Budaya Melanesia. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Petrus Manuk mengatakan, lokasi festival antara lain Museum Daerah NTT, Taman Budaya, dan Hotel Swis Berlin.
Petrus Manuk mengatakan para peserta festival ingin mencari tahu kesamaan benda-benda Melanesia, seperti kain tenun, alat tangkap ikan dan yang lainnya.
"Akan ada pemutaran film juga. Ada tiga judul film Melanesia. Lebih penting adalah bagaimana mengetahui ada kesamaan-kesamaan budaya, seperti lurik, ukirannya, kesamaan bentuk benda-benda peninggalan melanesia, dan lain-lain," kata Petrus Manuk di Kupang Selasa (06/10).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Petrus Manuk menambahkan, dalam festival budaya Melanesia ada beberapa kegiatan yang dilaksanaan Diantaranya simposium budaya melanesia, pentas budaya, pemutaran film melanesia dan pameran benda-benda tradisional.
Pemerintah NTT juga berharap Festival Budaya Melanesia ini bisa menjadi sarana promosi untuk meningkatkan pariwisata di NTT.
Festival Melanesia merupakan salah satu gelaran budaya yang menampilkan keragaman multietnis Indonesia.
Budaya Melanesia yang berpusat di wilayah Pasifik dan Indonesia timur sebelumnya tidak diketahui secara luas, bukan saja bagi masyarakat Indonesia, namun juga dunia internasional.
Dalam festival ini diharapkan semua propinsi di Indonesia yang memiliki budaya Melanesia, akan mengirim delegasi untuk berpartisipasi dalam semua rangkaian acara.
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
WhatsappBERITA LAINNYA - SAGA
Kapal Arka Kinari Keliling Dunia Wanti-Wanti Krisis Iklim
Kapal Arka Kinari karya seni pasangan Filastine, gugah kesadaran tentang perubahan iklim.
Gerak Kolaboratif Cegah Rotan Manau di Jambi Punah
Potensi ekonomi rotan manau bisa mengangkat kesejahteraan Orang Rimba
Kopi Qertoev Secangkir Kisah Perjuangan dan Nasionalisme dari Gayo Bagian 2
Bangkitkan kopi Indonesia di pasar lokal
Kopi Qertoev Secangkir Kisah Perjuangan dan Nasionalisme dari Gayo Bagian 1
Usaha anak Gayo kenalkan kopi lokal ke Jakarta
Jaga Generasi Suku Duano dengan Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap adalah hak anak
Jejak Bagus Priyana Rawat Sejarah Magelang
Kontribusi anak muda Magelang lestarikan warisan budaya
Seruan Transpuan Kampung Duri tentang Perubahan Iklim
Kelompok minoritas menanggung beban berlapis akibat perubahan iklim
Aksi Bela Rasa ala Milenial
Manfaatkan media sosial untuk perluas solidaritas
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 11
Kabar Baru Jam 10
Kabar Baru Jam 8
Kabar Baru Jam 7
Mengkritik Klaim Pemberantasan Korupsi di Era Jokowi
Most Popular / Trending