SAGA
Berdaya Bersama Komunitas Bercahaya
"Contoh sederhana lain yang diajarkan komunitas ini seperti mematikan kran saat menyikat gigi, atau menyabuni piring. Sampai menampung air hujan untuk menyiram tanaman atau untuk mencuci kendaraan."
Pipit Permatasari
KBR68H - Komunitas Ibu Bercahaya berupaya menggugah kesadaran ibu rumah tangga peduli kepada lingkungan. Lewat wadah itu mereka dididik menjadi kader atau agen perubahan yang bisa menginspirasi warga lainnya. Menularkan gaya hidup bersih dan ramah lingkungan. KBR68H mengikuti kegiatan komunitas tersebut.
Puluhan ibu rumah tangga tengah berkumpul di sebuah rumah di kawasan Jakarta Timur. Mereka tergabung dalam Komunitas Ibu Bersih, Cermat, Ramah, dan Berdaya atau disingkat “Ibu Bercahaya”. Siang itu mereka tengah mengikuti pelatihan bagaimana cara memanfaatkan air dan mendaur ulang produk sampah plastik.
Pemberi pelatihan dari komunitas itu, Laras menuturkan. “Tujuannya ibu-ibu yang datang ke sini untuk menjadi ibu bercahaya di rumahnya sendiri dan bercahaya di lingkungannya. Tujuannya ibu –ibu datang ke sini adalah untuk kita berikan tambahan ilmu pengetahuan dan kita akan belajar bagaimana berdaur ulang produk-produk, barang-barang yang ada di rumah kita. Bagaimana ibu-ibu bisa menjadi penggerak ibu-ibu yang lain,”.
Laras menambahkan, “ Tantangannya untuk jadi ibu bercahaya banyak. Untuk menjadi seorang pemimpin di komunitas ibu bercahaya ini harus memiliki tujuan dulu. Tujuan pertama adalah menjadi penggerak untuk ibu-ibu yang lain. Mengadakan perubahan dari kebiasaan kita yang kurang tepat.”
Laras, berharap anggota Komunitas Ibu Bercahaya dapat menjadi penggerak kaum ibu lainnya untuk mencintai lingkungan. Seperti bagaimana memanfaatkan air. “Nah makanya itu di komunitas itu kita akan belajar untuk menghemat itu semua. Menjaga lingkungan kita. Dengan cara abis nyuci sayur air kita tampung aja dan dipergunakan untuk menyiram tanaman kering ,” tambahnya.
Contoh sederhana lain yang diajarkan komunitas ini seperti mematikan kran saat menyikat gigi, atau menyabuni piring. Sampai menampung air hujan untuk menyiram tanaman atau untuk mencuci kendaraan.
Trainer Komunitas Ibu Bercahaya lainnya, Suharno mengatakan para anggota komunitas juga dibekali pendidikan mengantisipasi bencana alam kebakaran. Ini diperlukan mengingat kaum ibu kerap menjadi korban. “ Ada beberapa hal yang ingin kita sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi- ibu-ibu semua. Buat kehidupan di rumah tangga. Ada bebarapa hal yang ingin disampaikan jika terjadi sesuatu. Misalnya gempa bumi, kebakaran. Kalau kebakaran maupun kalau gempa bumi.” Satu kuncinya jangan panik. Bisanya belum ngelakuin sesuatu udah panik,”
Anggota Komunitas Ibu Bercahaya, Arno berharap setelah pelatihan digelar ia bersama anggota lainnya dapat menjadi agen atau motor perubahan di lingkungannya. Mulai dari keluarga, sampai lingkungan rukun tetangga dan rukun warga.
- Komunitas Ibu Bercahaya
- Jakarta
- Laras
- Air
- Hemat Energi
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!