SAGA

Kantung-kantung Gerakan Mahasiswa (3)

"Selain TNI dan Polri, kekuatan pro pemerintah seperti DPR,organisasi sipil dan pendukung orde baru sempat memainkan isu agama hingga adu domba antara organisasi mahasiswa"

Nanda Hidayat

Kantung-kantung Gerakan Mahasiswa (3)
Gerakan Mahasiswa, Adian Napitupulu, Jakarta, Forkot, PRD

Dipecah-Belah

Hendra Setiawan masih ingat dengan peristiwa yang dialaminya  15 tahun silam. Saat itu Mahasiswa Universitas Sahid Jakarta tersebut ditahan aparat keamanan karena berunjukrasa menuntut Presiden Soeharto mundur.   

“Demonstrasi waktu saya ditangkap waktu itu karena menolak sidang umum MPR tahun 98. Namanya aliansi Merah-Putih dan itu aliansi gabungan ada juga aktivis pro-Megawati, kami datang ke gedung DPR MPR untuk menolak sidang umum, turunkan Suharto dan datang ke gedung Bulog untuk turunkan harga,”

Akibatnya Hendra mendekam enam bulan di penjara. Bersama aktivis mahasiswa lainnya, dia dipindahkan dari  satu penjara ke penjara lainnya.

“Waktu itu dipindah-pindah dan lebih banyak di rumah tahanan militer dan yang pernah saya rasa di daerah Cijantung. Waktu itu saya dijemput di rumah lagi istirahat. Alasan penahanan waktu itu disampaikan oleh Pangdam Sutiyoso. Saya ditemui beliau malam hari dan nikuti semua proses untuk pengamanan sidang umum MPR agar akomodatif dan kalau tidak saya akan diserahkan ke militer yang lain.”

Beberapa petinggi TNI sempat berdialog dengan mahasiswa saat mendekam di dalam penjara. Mereka meminta agar mahasiswa menghentikan aksi unjukrasa terhadap pemerintahan Suharto. “Syafrie Syamsuddin waktu itu ikut memeriksa saya, tapi kurang tahu posisinya sebagai apa. Waktu itu dia memberikan pandangan yang lain terhadap situasi negara dan meminta saya untuk konsentrasi sekolah dan menurut dia tidak perlu melawan pemerintah dan setelah itu saya dikeluarkan.”

Syafrie Syamudin yang disebut Hendra saat itu menjabat sebagai Panglima Operasi Mantab Jaya III. Syafrie kini menjabat sebagai wakil Menteri Pertahanan dan Keamanan. Sementara ketua Partai Keadilan Persatuan Indonesia Sutiyoso waktu itu menjabat Pangdam Jaya.

Organisasi mahasiswa yang sempat dipecah belah adalah Forum Kota. Gerakan ini tidak lagi solid saat berunjuk-rasa. Pendiri Forkot Adian Napitupulu menduga aparat militer diduga ikut terlibat.”Forkot memang pecah pada 1999 setelah Suharto jatuh, waktu itu menjadi Famred dan Front Jakarta dan ada juga tetap menjadi Forkot. Alasan mereka melawan dengan kekerasan tidak mau, sementara menurut teman-teman di Forkot kiata tidak bisa melawan itu hanya sekedar nyanyi-nyanyi. Kekuatan politik cuma ada pilihan menghancurkan kita, dan musuh kita jelas kekuatan Suharto dan militerisme,” katanya.

Selain TNI dan Polri, kekuatan pro pemerintah seperti DPR,organisasi sipil dan pendukung orde baru sempat memainkan isu agama hingga adu domba antara organisasi mahasiswa. “Posko pertama adalah ISTN kemudian karena kejauhan akhirnya dipindahakan ke UKI.  Lalu dimunculkan isu Keristenisasi dan kemudian dipindahakan ke Universitas Sahid, setelah itu kita dituduh komunis dan diadu dombanya macam-macam.”

Selain dipecah-belah mahasiswa juga ditawari suap.

  • Gerakan Mahasiswa
  • Adian Napitupulu
  • Jakarta
  • Forkot
  • PRD

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!