Article Image

SAGA

Bookhive, Pustaka Mini Ramah Pandemi

Jakarta Bookhive pertama berdiri dekat kediaman Farid Hamka, di Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. (Dok: KBR/Farid Hamka)

KBR, Jakarta - Sudah hampir setahun ini, ada pemandangan baru di Taman Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. Sebuah lemari kayu warna coklat tampak di salah satu sudut taman. Di dalamnya terlihat tumpukan buku berjajar. 

Rupanya itu adalah Bookhive, semacam perpustakaan kecil yang bisa diakses siapa saja yang datang ke taman. Bookhive diinisiasi Farid Hamka. Gagasan ini muncul didorong kecintaannya pada buku. 

“Aku dulu hidup di Inggris. Di situ budaya buku lumayan kenceng.  Mungkin karena aku kangen kehidupanku yang kayak gitu, aku pengin ngembangin hal-hal yang bisa mendekatkan orang Jakarta lebih ke sana,” kata Pemuda 28 tahun ini.

Bookhive juga bentuk sumbangsih Farid untuk Jakarta. Ia baru merasakan ikatan emosional dengan kota kelahirannya ini di saat pandemi. 

“Baru saat pandemi aku jatuh cinta sama ini kota, sebelumnya aku take for granted, biasa kalau kita suka sesuatu maunya ngasih hadiah, pengin berkontribusi to make that object of love something better,” ujarnya.

Baca juga: Inisiatif Berbagi Konten Pembelajaran Gratis

Rak Bookhive berisi ratusan judul dari berbagai jenis buku. (Dok: KBR/Valda)

Berbentuk trapesium, Bookhive menarik minat warga karena bentuknya yang unik. Lemari ini bisa memuat hingga 400-an buku dan tahan cuaca. 

“Raknya kan sebetulnya seperti sarang lebah, kenapa ga dinamain Bookhive yang artinya sarang buku.” kata lulusan London School of Economics and Political Science ini. 

Akhirnya pada 23 April 2021, Bookhive pertama di Taman Situ Lembang resmi diluncurkan, bertepatan dengan Hari Buku Sedunia.  Acara itu dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma. 

“Idenya cukup bagus, untuk menumbuhkan minat baca harapannya warga yang melintas di taman lembang ini berkenan untuk membaca buku sebagai penambah wawasan,” kata Dhany Sukma.

Sebagai permulaan, buku-buku yang tersedia berasal dari koleksi pribadi dan donasi rekan-rekannya. Di perpustakaan mini ini, pengunjung meminjam bahkan mengambil secara cuma-cuma.

“Prinsip dari Bookhive adalah ekonomi hadiah. Kamu udah dapet manfaat dari Bookhive, ntar kasih dong sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang lain,” ucap Farid.

Akses Pendidikan untuk Asa Masa Depan Anak Pemulung

Dhanny Sukma meresmikan Bookhive pertama di Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. (Dok: Instagram KOMINFOTIKJP)

Selain itu, Bookhive juga dirancang ramah pandemi. 

“Ga usah dibaca di situ, ga usah berkerumun, itu pun hampir semua tempatnya outdoor kan,” katanya.

Farid tak menyangka Bookhive sukses sampai memiliki 10 cabang di Jakarta dan tiga di luar Jakarta, yakni Tangerang Selatan, Banten, Surabaya, Jawa Timur dan Bali.

“Keluargaku aja dulu skeptis, ntar raknya dijadiin gerobak bakso sama orang iseng. Ternyata donasi terus ada dan aku ga pernah mesti harus nge-replace,” ujar Farid.

Baca juga: Rawat Lingkungan sambil Rekreasi di Kampus Tabalong

Farid Hamka berharap proyek sosial ini bisa berkelanjuta. (Dok: Farid Hamka)

Farid berharap inisiatif Bookhive bisa berkelanjutan dan didukung pemerintah dan masyarakat. 

“Kita baru menang UNESCO city of literature, aku pengin gimana kita bukan cuma menang predikat, tapi juga maintain itu,” pungkasnya.

Penulis: Valda Kustarini

Editor: Ninik Yuniati