Urban Leprosy Approach, Pengembangan Jaringan untuk Penemuan Kasus Baru Kusta

"Dengan komitmen yang kuat dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, Perdoksi dan IDI Makassar orang yang mengalami kusta dapat penanganan medis yang lebih baik dan cepat."

Kusta masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penemuan kasus baru dengan deteksi awal dianggap dapat memutus rantai penularan kusta. Untuk meningkatkan kualitas data mengenai orang yang terdampak kusta, NRL Indonesia dan Dinas Kesehatan Kota Makassar melakukan kegiatan Urban Leprosy Approach (Pendekatan Kusta di Perkotaan). Puskesmas, rumah sakit dan Perhimpuna Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoksi) memegang peranan penting.

Data dihimpun antara tahun 2019 dan 2020. Tahun 2019 Dinas Kesehatan Kota Makassar menemukan 187 pasien dengan kategori PB (pauci basiler/sedikit kusta) dan MB (multi basiler/banyak kusta). 22 di antaranya adalah anak-anak. Di tahun 2020 terdapat 124 pasien PB dan MB, dan 18 di antaranya anak-anak.

Deteksi dini lewat penelusuran kontak efektif mencegah pasien mengalami kecacatan parah.

Dengan komitmen yang kuat dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, Perdoksi dan IDI Makassar orang yang mengalami kusta dapat penanganan medis yang lebih baik dan cepat. Safaruddin (30) salah satu contoh pasien yang telah dirujuk seorang dokter umum. Setelah dirawat dokter selama 3 bulan, akhirnya ia tidak mampu bayar. Dengan dirujuk ke Puskesmas Cendrawasih maka ia mendapatkan pengobatan gratis.

Seoranng dokter mandiri juga pernah mengirim seorang pasien yang harus melanjutkan penanganan medis di Puskesmas Jempandang Baru. Ia merupakan kontak erat dari ibunya yang baru saja selesai menjalani pengobatan kusta.

Semua pasien di atas dirujuk oleh para dokter yang praktik mandiri. Dokter-dokter ini merupakan bagian dari kesuksesan proyek “Urban Leprosy Approach” yang membangun sistem rujukan untuk pengobatan kusta.

Baca juga: Tantangan Penanggulangan Kusta di tengah Pandemi Covid-19

• nativead
• adv
• kusta
• leprosy
• deteksi dini