RAGAM

BLC, Inovasi Satgas dalam Penanganan Pandemi Covid-19

""Ingat, tidak ada toleransi atas ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan. Jika sudah ada bukti terkait pelanggaran harus ditindak dengan tegas," kata Wiku."

Paul M Nuh

BLC, Inovasi Satgas dalam Penanganan Pandemi Covid-19
Koordinasi Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19

JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 meluncurkan sebuah inovasi baru dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Sistem ini dikenal sebagai "Sistem Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) Monitoring Perubahan Perilaku".

Koordinasi Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa ini merupakan inovasi dari bidang Data dan IT dan Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19.

Wiku menjelaskan, BLC dirancang untuk menghasilkan data yang realtime, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan sistem yang melibatkan koordinasi antar lintas sektor. "Melalui sistem ini, petugas di lapangan dapat memasukkan berbagai data terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di lokasi-lokasi pengawasan secara real time," kata Wiku saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10).

Data yang dimasukkan para petugas di lapangan, akan diolah menjadi data statistik untuk mengetahui lokasi atau area terbanyak dengan lokasi geografisnya, dan menemukan pelanggaran protokol kesehatan. Data statistik itu nantinya dapat digunakan untuk mengoptimalisasi pelaksanaan operasi yustisi.

Wiku menjelaskan, salah satu fitur dalam sistem BLC Perubahan Perilaku ialah kuesioner untuk melaporkan kerumunan yang terjadi dan juga memonitor kepatuhan individu dan institusi terhadap protokol kesehatan. Hasil pelaporan monitoring dalam sistem itu, berbentuk sebuah dashboard nasional yang berbentuk alat navigasi.

Selama 4 minggu sistem ini digunakan, kata Wiku sudah ada 18.960.212 orang yang dipantau di 3.480.380 titik pantau di seluruh Indonesia, dan ada 485 kabupaten/kota yang dipantau di seluruh provinsi di Indonesia.

Dashboard ini juga dapat memetakan wilayah yang perlu peningkatan disiplin protokol kesehatan. Data-data itu lalu diolah di dalam aplikasi dan digunakan untuk menentukan kebijakan mendorong perubahan perilaku masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Satgas Penanganan Covid-19 dalam operasinya tetap mengandalkan kemitraan atau pentahelix. Karena menurut Wiku, Satgas tidak bisa bekerja sendiri. Satgas butuh dukungan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat.

Saat ini sudah ada kerjasama dengan TNI yang menurunkan lebih dari 95.392 personil, Polri menurunkan 196.668 personil, duta perubahan perilaku sebanyak 17.199 orang yang terdiri dari PLKB atau petugas lapngan Keluarga Berencana dari BKKBN, mahasiswa dan dosen, Koalisi Kependudukan Indonesia, Koalisi Muda Kependudukan dan Sat Pol PP. Para petugas ini di lapangan melaporkan setiap detik kepada sistem ini.

"Ingat, tidak ada toleransi atas ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan. Jika sudah ada bukti terkait pelanggaran harus ditindak dengan tegas," kata Wiku.

(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun).

  • nativead
  • #satgascovid19
  • #IngatPesanIbu
  • #pakaimasker
  • #jagajarak
  • #hindarikerumunan
  • #cucitanganpakaisabun
  • #KBRLawanCovid19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!