BERITA

Terdampak Covid, Indef Sarankan Besaran Bantuan Sosial Warga Miskin Ditambah

""Paling bagus paling tidak bisa sampai 1,2 juta per-rumah tangga itu sudah agak lumayan.""

Astri Septiani

Terdampak Covid, Indef Sarankan Besaran Bantuan Sosial Warga Miskin Ditambah
Warga Kelurahan Sukahati Cibinong Bogor demo memprotes data penerima bantuan yang tidak singkron, Senin (27/4). (Antara/Yulius)

KBR, Jakarta- Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi, Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menyebut jumlah bantuan sosial yang diberikan pemerintah masih jauh dari cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab kata dia, pada kondisi pandemi Covid-19 ini banyak  yang pendapatannya tiba-tiba menurun drastis bahkan sama sekali tak punya pendapatan. Hal ini berbeda dengan kondisi biasa ketika bantuan sosial dimaksudkan untuk memberi tambahan kapada masyarakat miskin,  

Tauhid menyarankan agar jumlah besaran bantuan  ditambah.

"Kalo misalnya hanya 200 ribu ya saya kira relatif kecil itu hanya sekitar 14 sampai 15 persen kebutuhan makanan. Dari kebutuhan rumah tangga bisa mencapai 2,3 juta, makanan hampir 1,2 jadi kalau hanya 200ribu ya sangat kecil sekali. Jadi menurut saya harus ditambah. Paling bagus paling tidak bisa sampai 1,2 juta per-rumah tangga itu sudah agak lumayan. Itu paling tidak untuk kebutuhan makanan secara mereka selama satu bulan," kata Tauhid kepada KBR, Selasa (28/4/20).

Lebih lanjut ia juga meminta pemerintah memutakhirkan data warga miskin untuk diberi bantuan. Kata dia bantuan sosial dan juga fasilitas pelayanan kesehatan menjadi prioritas yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi dampak Covid-19. Prediksi Indef yang jumlah orang miskin berpotensi bertambah lebih dari 5 juta orang akibat pandemi Covid-19.

Warga Miskin

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai September 2019 ada sekitar 24,79 juta warga miskin di Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lantas memprediksi angka itu akan bertambah akibat pandemi Covid-19.

"Ini (pandemi Covid-19) pasti akan berpengaruh ke dampak sosial dan pembangunan kita. Angka kemiskinan kita mungkin akan meningkat, dalam skenario berat bisa naik menjadi tambahan 1,1 juta orang," kata Sri Mulyani dalam konferensi daring, Selasa (28/4/2020). 

"Atau dalam skenario lebih berat, kita akan menghadapi kemungkinan tambahan kemiskinan 3,78 juta orang," tambahnya.

Sri Mulyani menyebut naiknya angka kemiskinan juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi merosot dari 5,3 persen menjadi 2,3 persen.

"Bahkan di situasi sangat berat (pertumbuhan ekonomi) mungkin juga akan menurun sampai negative growth," ujar Sri.

Editor: Rony Sitanggang

  • krisis ekonomi
  • pengangguran
  • phk
  • pangan
  • COVID-19
  • bantuan sosial
  • kemiskinan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!