Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur menyebut Kaltim
saat ini sedang darurat anak. Ini gara-gara banyak anak yang tewas
tenggelam di lubang-lubang bekas galian tambang batu bara di daerah itu.
Sudah ada 14 korban tewas akibat lubang-lubang bekas galian yang tidak
ditutup.
Menurut divisi hukum dan advokasi JATAM Kalimantan Timur, Merah Johansyah, perusahaan tambang tersebut hanya diberi teguran berupa pemberian tanda proper hitam saja oleh pemerintah.
Meski pihak BLH Kaltim
mengaku sudah menutup 4 perusahaan tambang yang diduga bermasalah namun
pihak JATAM Kaltim belum mengetahuinya. JATAM menginginkan perusahaan tambang tersebut
ditindak secara pidana.