PILIHAN REDAKSI

Protein, Sebabkan Alergi

"Jika ada alergi pada tungau atau kutu yang terdapat dalam rumah, ini juga disebabkan oleh protein"

Eka Jully

Protein, Sebabkan Alergi
Ilustrasi gatal-gatal. (foto : iStock)

Pernah mengeluh badan gatal gatal usai mengkonsumsi sea food atau telur? Kalau iya, kemungkinan Anda alergi. Alergi adalah sensitivitas seseorang terhadap sesuatu bahan, bisa bahan makanan atau yang lain. Menurut Dokter dr. Iris Rengganis SpPD, salah satu fakor yang menyebabkan alergi adalah protein pada makanan. Misalnya, protein yang terdapat pada susu, kacang, ikan, daging, telur dan sebagainya.

"Jika ada alergi pada tungau atau kutu yang terdapat dalam rumah, ini juga disebabkan oleh protein, sebab kotoran tungau mengandung sisa enzim perncernaan yang mengandung protein. Dan protein memang mengandung zat yang alergen," ujarnya saat berbincang bersama KBR pada program Klinik KBR, Selasa (18/8/15) di Bandar Lampung via Google Hang Out.  


Ia menambahkah, alergi adalah penyakit keturunan atau bakat dari orang tua. Meski begitu, walau ayah seseorang alergi asma dan ibunya alergi pilek, maka anaknya belum tentu mengalami alergi yang sama. Bisa saja, anak tersebut mengalami alergi makanan.


Tapi, ada juga yang orang tuanya tidak alergi tapi anaknya alergi. Kalau ini terjadi, kata Iris, biasanya karena faktor sensitivitas terhadap sesuatu hal, diperparah pula dengan kondisi yang capek atau lelah, maka paparan alergi akan cepat munculnya.


"Alergi  tak selalu muncul diawal, bisa jadi munculnya belakangan. Misalnya, dulu makan ikan tak menimbulkan reaksi apa-apa, tapi sekarang gatal-gatal. Nah, ini karena alergi juga butuh pengenalan terhadap tubuh yang sudah terkena paparan yang berulang," jelasnya.


Iris menyarankan agar kita mengetahui faktor pencetus alergi yang bisa kita rasakan sendiri. Jika sudah mengetahui faktor tersebut, maka dalam waktu 2-3 bulan hindari perlahan-lahan. Misalnya, jika alergi tenggorokan, maka seseorang akan batuk dan demam karena mengkonsumsi es atau minuman yang dingin. Nah, dalam hal ini faktor pencetusnya adalah es.


Dalam obrolan yang disiarkan secara on air menjangkau Aceh hingga Papua, salah satu pendengar KBR di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat bertanya via telephone bebas pulsa : Mengapa kalau mengkonsumsi gula pasir, tubuhnya gatal-gatal?

"Jika ada yang mengkonsumsi gula pasir maka tubuhnya akan gatal-gatal, kemungkinan gula tersebut sudah bercampur bahan makanan atau protein yang lain. Karena , gula pasir jarang sekali menjadi pemicu alergi, karena tidak mengandung protein," jawab Iris.

Iris menjelaskan, alergi ada dua jenis. Yang pertama, alergi pernafasan seperti asma, pilek, bersin, batuk-batuk. Salah satu  pencetusnya adalah minuman yang dingin, debu, serbuk sari bunga atau tungau/kutu.  Dan, jenis alergi kedua, adalah alergi kulit seperti eksim, galigata atau biduran.  Salah satu faktor pencetus galigata adalah cuaca dingin, serbuk  bunga dan makanan.


Sedangkan faktor pencetus eksim bisa jadi akibat kontak kosmetik, minyak wangi, atau terkena benda yang kotor.  Namun, kalau kulit sudah bentol-bentol dan berair, bisa jadi sudah terjadi infeksi dan penyakit kulit.


" Alergi tak bisa sembuh 100%, bisa hilang timbul, jadi hindari faktor pencetusnya," pungkasnya.


 

  • alergi
  • biduran
  • galigata
  • penyebabalergi
  • protein
  • gatalgatal

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!