BERITA

Pemkot Balikpapan Libatkan BIN untuk Mencari Warga yang Belum Divaksin

"Tidak mudah mencari masyarakat yang belum divaksinasi."

Teddy Rumengan

Vaksinasi di Kota Balikpapan melibatkan BIN
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud dan Satgas COVID-19 memonitor PPKM Mikro di Kelurahan Graha Indah. Foto: Esa Fatmawati

KBR, Balikpapan– Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, melibatkan TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mencari warga yang belum divaksin COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty beralasan masih ada warga belum divaksin, dan tidak mudah untuk mencari mereka.

Kata dia, pelibatan TNI, Polri, dan BIN juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi bagi kesehatan.

"Sudah 99,6 persen (warga) Balikpapan vaksinasi, Alhamdulilah, untuk dosis satu. Dosis duanya di 80-an persen. Kita lakukan terus (vaksinasi) bekerja sama dengan TNI, Polri dan BIN membantu mencarikan masyarakat yang belum divaksin. Tetapi estimasi kami Balikpapan akan lebih dari 100 persen, sebab banyak penduduk pendatang yang vaksin di sini,” ujarnya, Kamis (23/12/2021).

Baca juga:

Pemkot Balikpapan Melibatkan TNI-Polri untuk Jemput Pasien Isoman

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty menambahkan, target warga yang divaksin hampir 600 ribu jiwa. Kemungkinan capaiannya akan melebihi jumlah tersebut, sebab banyak pekerja dari luar daerah yang bekerja di Kota Minyak---julukan Kota Balikpapan. Terutama di perusahaan migas, batu bara, atau alat berat.

Selain itu, Pemerintah Kota Balikpapan saat ini juga menggencarkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Kini, capaian vaksinasi anak mencapai 22 persen dari jumlah sasaran sekitar 81 ribu jiwa.

Editor: Sindu

  • Vaksinasi Covid-19
  • vaksinasi anak
  • Covid-19
  • pandemi covid-19
  • Vaksinasi di Kota Balikpapan
  • BIN
  • Polri
  • TNI
  • Dinas Kesehatan Kota Balikpapan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!