NUSANTARA

Serbu Pelabuhan, Warga Cirebon Tolak Sterilisasi

"Pengelolaan dana dampak denu yang tak jelas membuat ratusan warga Pesisir, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon menggeruduk Kantor Pelindo II (Persero), Kamis (4/12) siang."

Suara Gratia

Serbu Pelabuhan, Warga Cirebon Tolak Sterilisasi
Serbu Pelabuhan, Warga Cirebon

KBR, Cirebon – Pengelolaan dana dampak denu yang tak jelas membuat ratusan warga Pesisir, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon menggeruduk Kantor Pelindo II (Persero), Kamis (4/12) siang.

Selain menuntut transparansi pengelolaan dana kompensasi itu, mereka juga menolak sterilisasi pelabuhan yang membuat warga sulit beraktivitas masuk-keluar pelabuhan. Banyak warga yang mencari nafkah di dalam pelabuhan, diantaranya menjadi pedagang dan pengumpul sisa bongkaran batu bara.

Pesisir menjadi daerah terdekat pelabuhan dan paling terdampak atas aktivitas bongkar muat batu bara. Warga Pesisir selama ini menerima dana kompensasi dampak debu dari dua perusahaan batu bara sebesar  Rp7 juta per bulan untuk dua Rukun Warga (RW). Namun, kini ada 10 perusahaan bongkar muat batu bara.

Saat mendatangi Kantor Pelindo II, warga berusaha memaksa masuk. Namun aksi mereka sia-sia karena seluruh akses masuk Pelabuhan Cirebon dijaga ketat aparat keamanan. Setelah 30 menit terjadi adu mulut antara warga dan pihak keamanan, akhirnya sebanyak 15 perwakilan warga diterima dan ditemui oleh manajemen Pelindo II.

“Kami minta Pelindo dan pengusaha di pelabuhan, memberikan kelonggaran bagi warga pesisir untuk keluar masuk pelabuhan. Kami juga meminta kepada Pelindo transparan dalam pemberian dana kompensasi debu kepada warga,” kata Karsidin, sesepuh sekaligus perwakilan warga Pesisir saat diterima oleh manajemen Pelindo II, Kamis (4/12).

Menurut Karsidin, warga pesisir mendukung program pemerintah mengembangkan Pelabuhan Cirebon yang diawali dengan sterilisasi. Namun ia meminta Pelindo II juga memperhatikan nasib warga sekitar. Menurutnya, selama ini program sterilisasi minim sosialisasi.

“Kami mendukung program pemerintah, tapi tolong nasib rakyat kecil harus diperhatikan,” tandasnya.

Sementara, Manager Operasional PT Pelindo II (Persero) Cirebon, Yossianis Marciano mengatakan, pihak manajemen Pelindo dan para pengusaha di pelabuhan telah membuat kesepakatan untuk memberdayakan warga sekitar.

“Berdasarkan kesepakatan bersama antara Pelindo II dan pengusaha di pelabuhan, kami akan merekrut sebanyak 33 orang warga pesisir untuk tenaga pengamanan dan 15 orang untuk tenaga kebersihan. Proses perekrutan sudah berjalan di bulan Desember, Januari 2015 mereka sudah bisa bekerja,” tuturnya.

Pihaknya tetap akan melaksanakan sterilisasi pelabuhan karena Pelabuhan Cirebon termasuk pelabuhan berstandar internasional. Sehingga aturan yang berlaku di dalamnya pun harus aturan-aturan  berstandar internasional.

“Kita menerapkan peraturan internasional, sehingga pelabuhan ini harus steril dari orang, kendaraan, ataupun barang yang tidak berkepentingan,” terangnya.

Ia menambahkan, ke depan Pelabuhan Cirebon akan dikembangkan dengan cara reklamasi laut seluas 150 hektare. Jika proses sterilisasi ini lancar maka pembangunannya akan dimulai pertengahan tahun 2015 mendatang.

“Pelabuhan Cirebon akan dikembangkan, kita tidak akan mematikan penghidupan warga. Pengembangan pelabuhan, secara langsung akan berdampak positif kepada warga sekitar pelabuhan dan warga lainnya,” tutupnya. (Frans C. Mokalu)

Editor: Anto Sidharta

  • Serbu Pelabuhan
  • Warga Cirebon

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!