NUSANTARA

Volume Sampah di Ciliwung Menyusut

"KBR68H, Jakarta- Sampah merupakan musuh utama bagi saluran air dan sungai-sungai di Jakarta. Apalagi, menjelang musim penghujan sampah yang menyumbat saluran air dan sungai menjadi salah satu penyebab utama banjir."

Green Radio FM

Volume Sampah di Ciliwung Menyusut
sungai, ciliwung, banjir

KBR68H, Jakarta- Sampah merupakan musuh utama bagi saluran air dan sungai-sungai di Jakarta. Apalagi, menjelang musim penghujan sampah yang menyumbat saluran air dan sungai menjadi salah satu penyebab utama banjir. Pintu Air Manggarai merupakan salah satu parameter banyaknya sampah di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Saat ini, volume sampah yang dibuang masyarakat ke Sungai Ciliwung sebanyak 30 ton per hari, menyusut dari sebelumnya yang mencapai 40 ton per hari.

“Dari hasil pengecekan kami, memang ada penurunan. Itu akibat karena sosialisasi dan pengerukan yang kami lakukan. Kami berharap masyarakat sadar jangan sampai kayak dulu lagi, sungai atau waduk dijadikan tong sampah besar. Karena sungai ini merupakan berkah dan harus dijaga,” kata Unu Nurdin, Kelapa Dinas Kebersihan DKI Jakarta kepada Green Radio.

Selain usaha yang dilakukan, Dinas Kebersihan DKI akan membuat TPS-TPS untuk menampung titik sampah yang diperlukan warga sehingga tidak lagi membuang sampah ke kali. Selain itu mulai tahun depan, Pemprov Jakarta akan menerapkan sanksi denda dan kurungan bagi warga yang membuang sampah secara sembarangan.

Unu Nurdin mengatakan, sesuai Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah, bagi mereka yang kedapatan membuang sampah sembarangan akan didenda Rp 500 ribu atau kurungan penjara dua bulan. Tetapi, jikalau yang membuang sampah sembarangan adalah institusi atau perusahaan, dendanya lebih berat, yaitu Rp 10 juta hingga Rp 50 juta.


Sumber: Green Radio FM

Editor: Suryawijayanti 

  • sungai
  • ciliwung
  • banjir

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!